KORANPRABUMULIHPOS.COM - Belakangan ini, muncul peringatan mengenai pemberian teh kepada balita yang menimbulkan banyak pertanyaan: amankah teh untuk dikonsumsi oleh anak-anak? Meskipun minum teh adalah kebiasaan yang sangat umum di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, ada perdebatan mengenai efek teh pada balita.
Mengapa Teh Tidak Dianjurkan untuk Balita?
Teh mengandung zat bernama tanin dan fitat, yang dikenal bisa menghambat penyerapan zat besi di tubuh. Tanin, khususnya, dapat mengikat zat besi dari makanan yang dikonsumsi, sehingga mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi penting ini. Hal ini berisiko memicu anemia, terutama pada balita yang sedang dalam fase penting pertumbuhan.
Zat besi sangat penting bagi perkembangan balita. Ini berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah stunting, dan mendukung perkembangan otak serta kecerdasan. Di usia balita, kebutuhan zat besi meningkat secara signifikan, sehingga risiko anemia bisa lebih tinggi jika asupan zat besi terganggu.
BACA JUGA:5 Strategi Ampuh Menghindari Pembentukan Batu Ginjal
Apakah Teh Berbahaya bagi Balita?
Menurut penelitian yang dimuat dalam Jurnal Amerta Nutrition tahun 2022, prevalensi anemia pada balita di Indonesia mencapai 36,8%, dan salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya asupan zat besi. Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk lebih berhati-hati dalam mengatur pola makan anak dan memastikan asupan makanan yang kaya zat besi.
Jadi, Amankah Memberikan Teh kepada Balita?
Meskipun tidak ada larangan mutlak, teh sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi. Jika ingin memberikan teh, pastikan memberikannya 1-2 jam setelah makan. Pilih juga teh dengan kandungan tanin yang lebih rendah untuk mengurangi risikonya.
Kesimpulannya, meski teh tidak sepenuhnya berbahaya, mengurangi konsumsi teh pada balita adalah langkah yang lebih aman guna menghindari risiko anemia dan mendukung tumbuh kembang yang optimal. (*)