KORANPRABUMULIHPOS.COM- Banyaknya wali murid yang mengeluhkan transaksi jual beli Lembar Kerja Siswa (LKS) di sekolah, tidak membuat saran pendidikan masa risih dan tidak ambil pusing.
Kuat dugaan adanya kekurangan yang didapatkan oleh pihak sekolah akibat dari transaksi jual beli LKS yang dilaksanakan. Tanpa memikirkan para orang tua siswa mengeluarkan biaya untuk pembelian LKS.
Biaya LKS yang dibanderol kalau dari Rp 15 ribu di jenjang SD hingga Rp25 ribu perjanjian SMA masih banyak terjadi di sistem pendidikan yang ada di Kota Prabumulih.
Padahal menurut itu Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Prabumulih, Pedro Santoso SPd MSi, adanya bikin digital atau buku elektronik hingga Platform Merdeka Mengajar (PMM), bisa menjadi solusi agar siswa tidak membeli buku LKS.
BACA JUGA:SMPN 4 Gelar STS Dengan Soal Esai
Buku elektronik atau e-book adalah buku yang berbentuk elektronik atau digital yang berisi informasi atau panduan, tutorial, novel, layaknya buku pada umumnya. eBook (electronic book) ini hanya bisa dibuka dan dibaca dengan menggunakan perangkat gadget seperti komputer, tablet, dan handphone pintar
"Jadi saat proses belajar membaca berlangsung guru bisa menjadikan bahan ini pelajaran tanpa membebani siswa untuk membeli LKS lagi," jelasnya.
E-book bersifat digital sehingga lebih awet dan tidak mudah rusak seperti buku cetak. Juga dengan harga murah, karna proses pembuatan buku digital lebih mudah dan murah sehingga harganya biasanya lebih murah daripada buku cetak.
"Fasilitas ini dibuat agar dapat dimanfaatkan dan dapat menunjang proses pembelajaran. Sehingga pada siswa dan guru dapat manfaatkan hal ini, apalagi di sekolah dengan menggunakan infokus, siswa belajar juga lebih menyenangkan," tukasnya.(05)