Debat Panas Soal Asal-usul COVID-19: Bukti dari Pasar Wuhan atau Kebocoran Laboratorium?

Senin 30 Sep 2024 - 09:24 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Sejak awal pandemi COVID-19, asal-usul virus SARS-CoV-2 telah menjadi topik penelitian dan perdebatan di kalangan ilmuwan. Salah satu teori paling umum adalah bahwa virus ini berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan, Tiongkok. Laboratorium tersebut, yakni Institut Virologi Wuhan, memang diketahui melakukan penelitian pada virus corona yang berasal dari kelelawar.

Teori Kebocoran Laboratorium

Teori kebocoran laboratorium ini mencuat karena tempat tersebut memang meneliti virus Corona. Namun, kelemahan dari teori ini adalah virus yang diteliti di laboratorium Wuhan tidak identik dengan SARS-CoV-2 yang menyebar di seluruh dunia. Ini membuat ilmuwan terus melakukan penelitian untuk mencari bukti lebih kuat tentang asal-usul virus.

Penyebaran dari Pasar Wuhan

Teori lain menyebutkan bahwa virus ini kemungkinan besar berasal dari pasar Huanan di Wuhan, di mana hewan liar dijual. Kelelawar dan hewan liar lainnya dianggap sebagai pembawa asli virus SARS-CoV-2 yang kemudian menular ke manusia.

BACA JUGA:Vaksin AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah, yang Terlanjur Vaksin Covid 19 Waspada? WHO: Mengancam Jiwa!

Sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Profesor Edward Holmes dari Universitas Sydney dan Profesor Andrew Rambaut dari Universitas Edinburgh menemukan bukti genetik dari sampel yang diambil pada awal wabah. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar virus menyebar dari hewan ke manusia di pasar tersebut.

Dalam sampel genetik yang diambil dari kios-kios di pasar Huanan, peneliti menemukan penanda genetik yang berkumpul di sekitar sudut barat daya pasar, tempat hewan liar dijual. Berdasarkan analisis ini, diperkirakan hewan yang terinfeksi SARS-CoV-2 dibawa ke pasar dan virus tersebut kemudian menular ke manusia.

Bukti dari Penelitian

Pada awal Januari 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok menyeka permukaan di kios-kios pasar Huanan dan menemukan materi genetik yang mengindikasikan keberadaan virus. Bukti ini memperkuat hipotesis bahwa pasar tersebut mungkin merupakan tempat awal penyebaran COVID-19.

Namun, ada teori alternatif yang menyebutkan bahwa manusia yang telah terinfeksi dari sumber lain mungkin menyebarkan virus di pasar tersebut. Para peneliti juga menyebut bahwa bukti genetik tidak 100% membuktikan asal usul hewan tertentu sebagai sumber virus, namun data tersebut cukup signifikan untuk dipertimbangkan.

Kontra dari Ilmuwan Lain

Meski begitu, beberapa ilmuwan meragukan hasil penelitian ini. Jamie Metzl, seorang peneliti dari Atlantic Council, berpendapat bahwa sampel yang diambil di pasar Wuhan tidak representatif dan bias. Menurutnya, pengambilan sampel hanya dilakukan di sisi pasar yang menjual hewan liar, sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan bukti definitif.

Ahli biologi evolusi, Jesse Bloom, juga menemukan bahwa tidak ada spesies mamalia tertentu yang berkorelasi dengan keberadaan SARS-CoV-2 di pasar tersebut. Hal ini semakin menunjukkan bahwa asal usul virus masih menjadi perdebatan hingga saat ini.

Menurut para ilmuwan, hingga kini belum ada kesimpulan final mengenai asal-usul SARS-CoV-2. Penelitian terus berlanjut untuk mengungkap asal muasal virus yang menyebabkan pandemi global ini. (*)

Kategori :