JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi menyampaikan bahwa pengaturan yang lebih tepat dalam penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dapat memperluas anggaran fiskal yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas BBM dan menyediakan bus listrik guna mengurangi polusi udara di kota-kota besar.
"Rencana kebijakan ini sudah sangat terencana. Kita harus mengurangi kadar sulfur dalam BBM, namun itu memerlukan biaya. Sementara BBM bersubsidi harus dipertahankan harganya.
Karena itu, solusi terbaik adalah memperbaiki sistem distribusi BBM bersubsidi," ujar Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marvest, Rachmat Kaimuddin, dalam sosialisasi kebijakan perbaikan kualitas BBM dan penyaluran subsidi di Jakarta, Kamis.
Pemerintah berencana membatasi BBM bersubsidi untuk kendaraan dengan kapasitas mesin besar. Kendaraan seperti motor dan mobil dengan kapasitas mesin kecil masih akan dapat menggunakan biosolar dan pertalite, yang termasuk dalam kategori BBM bersubsidi.
BACA JUGA:Hindari Kampanye Sebelum Masa Resmi Dimulai
BACA JUGA:Pramono Agung Berambisi Ubah Jakarta Jadi Surga Sepeda Seperti Bangkok dan Korea
"Jumlah kendaraan yang akan terpengaruh oleh kebijakan ini sangat kecil, kurang dari tujuh persen. Ini untuk melindungi lebih dari 93 persen kendaraan lainnya," jelas Rachmat.
Dia juga menegaskan bahwa harga BBM bersubsidi tidak akan mengalami kenaikan, dan pasokannya akan tetap tersedia bagi masyarakat yang membutuhkan.
Rachmat membantah anggapan bahwa kebijakan ini akan memberatkan kelas menengah karena pembatasan akan disesuaikan berdasarkan tipe mesin kendaraan.
"Kebijakan ini dirancang untuk melindungi kelas menengah. Mereka masih bisa mengakses BBM bersubsidi dengan kualitas yang lebih baik dan rendah polusi," tambahnya.
BACA JUGA:Dokter Detektif Ungkap Skincare Over Klaim: Tes Laboratorium Buktikan Kebenaran
BACA JUGA:Pempek Palembang Masuk Daftar 4 Teratas Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia
Transjakarta Mendukung Penggunaan Bus Listrik
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transjakarta, Daud Joseph, mengungkapkan rencana perusahaan untuk secara bertahap menambah armada bus listrik.
"Pada akhir tahun ini, PT Transjakarta akan menambah 500 unit bus baru, yang terdiri dari bus besar, bus medium, dan mikrotrans. Semua bus ini akan menggunakan tenaga listrik. Kami berharap dengan meningkatnya penggunaan kendaraan umum nol emisi, kita dapat bersama-sama mengatasi masalah pencemaran udara," kata Daud.