Waduh! Pengiklan Ramai-ramai Tinggalkan X, Benarkah Elon Musk Jadi Pemicu?

Senin 09 Sep 2024 - 14:18 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM - X, platform media sosial yang dulunya dikenal sebagai Twitter dan kini dimiliki oleh Elon Musk, menghadapi kabar kurang menyenangkan.

Sejumlah perusahaan dikabarkan berencana untuk memangkas pengeluaran iklan di X pada tahun 2025.

Kekhawatiran terhadap konten ekstrem di platform tersebut menjadi alasan utama, karena dinilai dapat merusak citra merek mereka.

Survei global yang dilakukan oleh firma riset pasar Kantar mengungkapkan bahwa 26% pemasar berniat mengurangi pengeluaran iklan di X pada tahun 2025, penurunan terbesar dibandingkan platform iklan global lainnya.

Hanya 4% pemasar yang merasa yakin iklan di X memiliki "keamanan merek"—artinya, iklan mereka tidak akan muncul di samping konten ekstrem—dibandingkan dengan 39% untuk iklan di Google.

"Pengiklan telah mengalihkan pengeluaran pemasaran mereka dari X selama beberapa tahun. X mengalami banyak perubahan beberapa tahun terakhir dan sulit untuk merasa yakin tentang keamanan merek Anda di lingkungan tersebut," ujar Gonca Bubani, direktur Kantar, seperti dikutip dari CNN.

Di sisi lain, konsumen justru merasa lebih positif terhadap iklan di X karena jumlahnya yang lebih sedikit dibanding sebelumnya. Namun, sikap kontroversial Elon Musk juga turut memengaruhi. Musk pernah berkomentar kasar kepada pengiklan, meski belakangan dia melunak dan menyatakan bahwa pengiklan berhak menampilkan iklan mereka di samping konten yang dianggap sesuai dengan citra merek mereka.

BACA JUGA:Elon Musk Rela Mengabdi untuk Amerika Tanpa Bayaran, Ini Alasannya!

Bulan lalu, Musk bahkan mengajukan gugatan terhadap sebuah badan industri periklanan berpengaruh yang anggotanya mencakup merek-merek besar seperti Unilever, Mars, dan CVS, dengan tuduhan berkonspirasi untuk memboikot X.

Juru bicara X mengklaim bahwa platform tersebut kini menawarkan keamanan merek, kinerja, dan kemampuan analitik yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, sejak diakuisisi Musk dengan nilai USD 44 miliar pada tahun 2022, beberapa merek besar telah mundur dari platform ini karena kekhawatiran terhadap moderasi konten dan ketidakpastian mengenai arah X di masa depan.

Komentar kontroversial Musk kerap membuat pengiklan merasa tidak nyaman. Pada November tahun lalu, sekitar selusin merek terkemuka, termasuk IBM, Disney, dan Paramount, menghentikan pengeluaran iklan mereka di X karena meningkatnya kekhawatiran terhadap ujaran kebencian dan dukungan Musk terhadap teori konspirasi.

Laporan Kantar yang melibatkan 1.000 pemasar senior dan 18.000 konsumen di lebih dari dua lusin negara menunjukkan bahwa X tidak masuk dalam 10 besar platform yang dipercaya oleh pemasar, baik dari segi keamanan maupun inovasi iklan. Sebagai perbandingan, YouTube menjadi platform iklan yang paling disukai oleh pemasar, sementara bagi konsumen, Amazon dan TikTok berbagi posisi teratas.

 


Kategori :