KORANPRABUMULIHPOS.COM - Pencemaran plastik di lautan adalah masalah global yang terus berkembang sejak plastik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1907. Plastik, yang bisa bertahan selama puluhan hingga ratusan tahun, merusak lingkungan laut dengan mengancam kehidupan laut dan ekosistemnya.
Keberadaan Plastik di Lautan Plastik tersebar di seluruh lautan dunia dan cenderung terkonsentrasi di beberapa lokasi utama karena arus laut. Beberapa tumpukan sampah besar termasuk Great Pacific Garbage Patch yang luasnya mencapai 1,6 juta km². Plastik di lautan hancur menjadi serpihan kecil, membuatnya semakin sulit untuk dibersihkan.
Pembersihan Plastik di Lautan Lembaga nirlaba Belanda, The Ocean Cleanup, telah mengembangkan teknologi untuk membersihkan plastik dari lautan. Mereka menggunakan System-002, yang berupa jaring terapung untuk menangkap plastik. Meskipun efektif, metode ini menghadapi dua tantangan utama:
BACA JUGA:Tak Disangka! Kantong Teh Hijau Bekas Ternyata Punya 5 Kegunaan Ini
- Jejak Karbon: Kapal yang menarik jaring menggunakan bahan bakar fosil, yang menambah polusi karbon. Dua kapal yang mengoperasikan System-002 melepaskan 600 metrik ton CO₂ per bulan, setara dengan emisi dari seratus mobil selama setahun.
- Terjeratnya Satwa Laut: Plastik yang tertangkap bisa menjaring ikan, kura-kura, dan biota laut lainnya. Ini mengancam kehidupan satwa yang terjerat dan mengganggu ekosistem neuston yang vital.
Polusi Plastik di Sungai Sungai juga berkontribusi signifikan terhadap pencemaran plastik di laut. Sekitar 1,15-2,41 juta ton plastik masuk ke laut setiap tahunnya melalui sistem sungai global. Mayoritas pencemaran ini berasal dari sungai di Asia.
Untuk mengatasi polusi plastik, The Ocean Cleanup juga menggunakan kapal bertenaga surya bernama Interceptor di muara sungai yang tercemar. Interceptor telah mengumpulkan lebih dari 2,2 juta pon plastik dari sungai di beberapa negara.
Kesimpulan Meskipun teknologi pembersihan seperti System-002 dan Interceptor menunjukkan kemajuan, membersihkan semua plastik dari lautan masih merupakan tantangan besar. Cara terbaik untuk mengatasi masalah plastik di lautan adalah dengan menangani sumber pencemaran secara langsung—mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan meningkatkan daur ulang.
Pendekatan yang lebih holistik dan pencegahan di hulu perlu diterapkan untuk mengurangi produksi plastik dan mencegahnya masuk ke lingkungan laut.