Waduh! Pernikahan Dini Pemicu Krisis Stunting di Indonesia

Senin 02 Sep 2024 - 05:06 WIB
Reporter : Ros
Editor : Ros Suhendra

KORANPRABUMULIHPOS.COM- Stunting kini menjadi salah satu isu utama yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. 

Masalah stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga memengaruhi perkembangan otak mereka.

Menurut Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti, pernikahan dini adalah salah satu faktor utama penyebab stunting.

"Walaupun angka pernikahan anak telah menurun menjadi 6,92 persen, kami masih melihat peningkatan dalam hal hubungan seksual di luar nikah dan kehamilan di kalangan remaja," ungkap Srihastuti dalam wawancaranya dengan RRI pada Minggu 1 September 2024.

BACA JUGA:Sulap Kantor Kelurahan jadi Penghijauan; Mahasiswa KKN di Sungai Medang Bantu Anak Stunting

BACA JUGA:Gema Stunting, Upaya PEP Perangi Stunting di Wilayah Operasional

Srihastuti juga menambahkan bahwa angka kelahiran pada usia remaja menunjukkan peningkatan. Setiap tahunnya, sekitar 50-60 ribu remaja mengajukan dispensasi untuk menikah. 

"Banyak pernikahan yang tidak tercatat secara resmi, dan peningkatan kehamilan di kalangan remaja berkontribusi pada masalah stunting.

Hal ini mengakibatkan penurunan angka stunting di Indonesia hanya mencapai 0,1 persen," jelasnya.

Untuk itu, diperlukan kerjasama dari semua pihak untuk menurunkan angka pernikahan dini.

BACA JUGA:Ketua PKK Kemang Tanduk - Kader Door to Door Bagikan Susu; Upaya Mencegah Stunting dan Gizi Buruk

BACA JUGA:Stunting di Kota Prabumulih Turun 22 Kasus : Dari Total 79 Penderita

Pendekatan yang bisa diambil meliputi pendidikan kesehatan reproduksi, peningkatan kualitas kesehatan remaja, dan implementasi pendidikan wajib selama 12 tahun.

"Berbagai faktor mendukung terjadinya pernikahan dini. Salah satu langkah mudah untuk mencegah hal ini adalah memastikan anak-anak menyelesaikan pendidikan hingga 12 tahun," tambahnya.

Kategori :