Fakta-Fakta Tentang Monkeypox yang Menjadi Darurat Kesehatan Global

Sabtu 17 Aug 2024 - 13:12 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan bahwa penyebaran monkeypox atau mpox di Afrika yang terus meningkat telah menjadi darurat kesehatan global. WHO memperingatkan bahwa virus ini bisa saja menyebar ke seluruh dunia.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. WHO melaporkan bahwa lebih dari 14.000 kasus dan 524 kematian telah terjadi di Afrika sepanjang tahun ini, melampaui jumlah pada tahun sebelumnya. Lebih dari 96% kasus dan kematian dilaporkan terjadi di Kongo. Para ilmuwan khawatir dengan munculnya varian baru virus ini yang diduga lebih mudah menular. Berikut adalah beberapa fakta mengenai monkeypox atau mpox yang dikutip dari Associated Press:

1. Apa Itu Monkeypox atau Mpox? 

Mpox, atau yang dikenal dengan nama cacar monyet, pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan pada tahun 1958 saat terjadi wabah penyakit mirip cacar pada monyet. Hingga kini, sebagian besar kasus pada manusia ditemukan di Afrika Tengah dan Barat, terutama pada mereka yang melakukan kontak erat dengan hewan yang terinfeksi.

Pada tahun 2022, virus ini diketahui menyebar melalui kontak seksual untuk pertama kalinya dan menyebabkan wabah di lebih dari 70 negara yang sebelumnya tidak melaporkan adanya kasus mpox.

Mpox adalah bagian dari keluarga virus yang sama dengan cacar, namun gejalanya lebih ringan seperti demam, menggigil, dan nyeri. Pada kasus yang lebih parah, dapat muncul lesi atau luka pada wajah, tangan, dada, dan alat kelamin.

2. Tingkat Keparahan Mpox di Afrika 

Jumlah kasus mpox mengalami peningkatan tajam. Pekan lalu, CDC Afrika melaporkan bahwa mpox telah terdeteksi di setidaknya 13 negara di Afrika. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah kasus meningkat sebesar 160%, dan jumlah kematian meningkat sebesar 19%.

Pada awal tahun ini, ilmuwan melaporkan adanya varian baru mpox di sebuah kota pertambangan di Kongo yang memiliki tingkat kematian hingga 10% dan diduga lebih mudah menular. Varian baru ini menyebabkan gejala yang lebih ringan sehingga sulit untuk dideteksi.

WHO juga melaporkan bahwa mpox baru-baru ini ditemukan untuk pertama kalinya di Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, dengan semua wabah tersebut terkait dengan epidemi di Kongo. Ada kekhawatiran bahwa penyebaran lebih lanjut di Afrika dan sekitarnya bisa terjadi.

Seperti penyakit menular lainnya, varian baru mpox yang ditemukan di Kongo berpotensi menyebar ke negara lain. Bahkan, otoritas kesehatan di Swedia telah mengidentifikasi kasus pertama varian mpox baru pada seorang pasien yang baru kembali dari Afrika dan mencari perawatan medis di Stockholm.

3. Seberapa Besar Ancaman bagi Masyarakat Global? 

Para pejabat mengatakan bahwa risiko terhadap masyarakat umum dianggap cukup rendah, meskipun mereka memperkirakan kasus impor mpox sporadis akan terus terjadi.

Mengingat ketersediaan sumber daya di negara-negara kaya untuk menghentikan penyebaran mpox, para ilmuwan yakin bahwa jika wabah baru yang terkait dengan Kongo teridentifikasi, penularan bisa dihentikan dengan cepat. Tidak seperti COVID-19 atau campak, mpox tidak menyebar melalui udara dan biasanya memerlukan kontak dekat kulit-ke-kulit untuk menyebar.

Deklarasi darurat WHO ini dimaksudkan untuk mendorong donor dan negara-negara untuk segera bertindak. Direktur CDC Afrika, Dr. Jean Kaseya, menyatakan bahwa deklarasi ini merupakan permohonan bantuan dari mitra internasional Afrika karena peningkatan kasus di Afrika sebagian besar tidak mendapatkan perhatian.

Kategori :