JAMBI KORANPRABUMLIHPOS.COM - Kericuhan pecah di Kabupaten Bungo setelah pertandingan sepakbola antarkampung berujung pada bentrok antara dua dusun. Insiden ini menyebabkan tiga sepeda motor dibakar dan beberapa warga mengalami luka-luka.
Kericuhan terjadi setelah pertandingan sepakbola Piala Camat Muko-Muko Bathin VII antara Dusun Bedaro dan Dusun Baru Pusat Jalo di lapangan Desa Tanjung Agung pada Kamis (1/8). Bentrokan yang bermula dari perseteruan antara suporter kedua kubu berlangsung hingga malam hari.
Menurut Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda Jambi, Kompol M Amin Nasution, keributan dipicu oleh kesalahpahaman antara suporter. "Kejadian ini dipicu oleh cekcok antarsuporter dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan. Terjadi selisih paham yang memicu keributan," ujar Amin pada Jumat (2/8/2024).
Kericuhan meningkat ketika suporter dari Dusun Bedaro dicegat oleh suporter dari Dusun Baru Pusat Jalo. Bentrokan antara kedua kelompok massa menyebabkan beberapa warga mengalami luka-luka, dengan beberapa korban harus dirawat di rumah sakit.
BACA JUGA:Kejati Sumsel Menyita Rumah dan Sertifikat Tanah Tersangka Kasus Korupsi Jaringan Internet Desa
BACA JUGA:Pelaku Curanmor Buron di Lubuklinggau Ditangkap, Masih Berstatus Pelajar
Selain korban luka, bentrokan ini juga mengakibatkan tiga sepeda motor dibakar. Pihak kepolisian segera turun tangan untuk menenangkan situasi dan melakukan mediasi antara kedua dusun.
"Polres Bungo, Polsek, dan jajaran kami melakukan pengamanan. Kami juga sudah melakukan upaya damai yang dipimpin langsung oleh Kapolres. Sudah ada kesepakatan untuk tidak mengulangi kejadian serupa," jelas Amin.
Pemerintah desa dan pihak terkait berkomitmen untuk memberikan bantuan pengobatan kepada korban serta mengganti sepeda motor yang dibakar. "Turnamen sepakbola antarkampung dihentikan sementara. Situasi saat ini sudah kondusif dan kami tetap melakukan patroli," pungkas Amin.
Kejadian ini menunjukkan dampak dari ketegangan dalam acara olahraga, dan upaya mediasi serta pengamanan diharapkan dapat mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan. (*)