Merawat Persatuan Suku Sasak Lewat Tradisi Biso' Gegaman

Senin 15 Jul 2024 - 23:33 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

LOMBOK, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Masyarakat Suku Sasak di Lombok Barat memiliki tradisi unik bernama Biso' Gegaman, yang bertujuan menjaga persatuan dan melestarikan warisan budaya. Tradisi ini berupa upacara pemeliharaan pusaka seperti keris yang diyakini memiliki kekuatan magis dan supranatural. Selain keris, gegaman lain seperti jungkat, tombak, dan kelewang juga dirawat melalui ritual khusus ini.

Ketua Panitia Tradisi Biso' Gegaman, Lalu Prima, menjelaskan bahwa upacara mandik pusake Biso' Keris diadakan setiap tanggal 9 Muharram dalam kalender Islam. Tahun ini, ritual tersebut akan dilaksanakan pada Senin, 15 Juli 2024.

Upacara ini melibatkan tokoh adat, tokoh Muslim Sasak, serta komunitas Buddha dan Hindu Sasak di Pulau Lombok, guna mempererat hubungan kekeluargaan dan menjaga 'karomah' keris.

Menurut Pengrakse Agung Majelis Adat Sasak, Dr. Lalu Sajim Sastrawan, kegiatan ini bukanlah acara klenik, melainkan syiar agama yang bertujuan memperkuat persatuan antara berbagai komponen suku, agama, dan ras di Pulau Lombok.

BACA JUGA:Gamelan Membuktikan Kesalahan Teori Harmonis Pythagoras

BACA JUGA:Misteri dan Mitos dalam Lomba Bidar: Pengaruh Mistis atau Kebetulan Semata?

"Ritual ini dimulai dengan pembacaan zikir, tahlil, dan doa, diikuti oleh ritual khusus Biso' Gegaman," jelas Lalu Sajim Sastrawan pada Minggu (14/7/2024).

Dalam pelaksanaan ritual, berbagai bahan seperti minyak, kembang tujuh rupa, minyak wangi, tempayan (keme'), dan air disiapkan. Doa-doa, ayat-ayat Al-Qur'an, serta tembang Sasak atau mantra khusus dibacakan oleh tokoh adat yang ditunjuk oleh para sesepuh.

Ketua BP MAS L, Supardan, menambahkan bahwa acara ini berlangsung selama dua hari, mulai Ahad, 14 Juli hingga Senin, 15 Juli 2024, bertempat di Lapangan Golden Melon, Desa Kebon Ayu, Gerung, Kabupaten Lombok Barat.

Pada hari Ahad, acara dibuka dengan penampilan budaya tradisional Sasak seperti cilokak, wayang L. Nasib, dan reramputan.

Sedangkan pada hari Senin, acara dibuka dengan dialog budaya tentang tradisi ritual Biso' Keris, eksistensi keris Sasak, dan mistikologi Sasak.

Puncak acara digelar pada Senin malam, mulai pukul 19.15-24.00 WITA, berupa upacara persik gumi dan Biso' Gegaman keris.

"Tradisi Biso' Gegaman tidak hanya melestarikan warisan budaya Suku Sasak, tetapi juga memperkuat identitas dan persatuan di tengah masyarakat multikultural di Lombok. Acara ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata budaya yang unik, yang dapat menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara," ujar Taufan Rahmadi, pakar pariwisata asli NTB.

Menurut Taufan, acara tradisi seperti ini perlu mendapat dukungan dari pemerintah untuk mempromosikan kegiatan semacam ini sebagai bagian dari strategi pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif. (*)

Kategori :