KORANPRABUMULIHPOS.COM - Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya bisa berbicara dengan lancar pada usia sekitar 3 tahun. Namun, terkadang anak mengalami keterlambatan bicara atau speech delay. Pada usia 12 hingga 18 bulan, bayi seharusnya sudah bisa mengucapkan setidaknya 20 kata atau lebih. Kosakata anak terus bertambah pada usia 2 hingga 3 tahun. Jika anak pada usia tersebut belum menunjukkan kemampuan ini, bisa dikatakan anak mengalami keterlambatan bicara.
Kemampuan berbahasa anak akan tumbuh sesuai dengan lingkungannya. Keterlambatan bicara tidak hanya dialami oleh anak yang memiliki masalah fisik dan psikologis. Anak yang tergolong sehat dan normal juga bisa mengalami keterlambatan bicara. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan bicara pada anak, dikutip dari mahkota.go.id.
Pola Asuh Orangtua
Pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap kemampuan bicara anak. Jika anak sering diabaikan saat berbicara, hal ini dapat memengaruhi kemampuannya dalam berbicara dan memahami bahasa. Kurangnya perhatian dari orang tua atau tidak memberikan tanggapan terhadap kebutuhan anak membuatnya tidak mendapatkan pemahaman mengenai lingkungannya. Oleh karena itu, memberikan perhatian khusus dan merespons dengan baik pertanyaan anak sangat penting untuk perkembangan kemampuan berbicaranya.
BACA JUGA:Simak Manfaat Cuka Apel untuk Kesehatan Menurut Dokter Saddam Ismail
Faktor Ekonomi Keluarga
Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of British Columbia pada tahun 2009, kecerdasan dan prestasi akademik anak sangat dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi keluarga. Masalah finansial dalam keluarga dapat menimbulkan stres di dalam rumah, yang akhirnya menghambat perkembangan bahasa anak. Meskipun mengalami masalah finansial, orang tua harus tetap menciptakan rasa nyaman bagi anak.
Faktor Psikologis
Beberapa masalah psikologis dapat membatasi kemampuan anak untuk berbicara dan memahami bahasa. Anak yang mengalami autisme atau terlalu pemalu berpotensi memiliki masalah dalam berbahasa. Mereka akan kesulitan menangkap ekspresi dan berkomunikasi.
Minim Sosialisasi
Kehidupan sosial sangat penting dalam menunjang kemampuan anak untuk memahami bahasa. Interaksi sosial membantu anak memahami bahasa lebih cepat. Oleh karena itu, usahakan melatih anak bersosialisasi di lingkungannya. Biasakan membawa anak ke berbagai situasi yang memungkinkan bertemu dengan banyak orang baru.
BACA JUGA:Benarkah Mahkota Dewa Mampu Atasi Nyeri Haid? Ini Penjelasan Dokter Saddam Ismail
Tontonan Televisi
Menonton televisi adalah kegiatan mendengar pasif, bukan interaktif. Anak yang menonton televisi hanya menerima tanpa mencerna dan memproses informasi yang masuk. Bahasa yang digunakan dalam siaran televisi sering kali adalah bahasa orang dewasa yang sulit dipahami anak. Namun, jika tontonan sesuai dengan usia anak dan didampingi oleh orang tua yang menjelaskan, hal ini bisa berbeda.
Minimnya Komunikasi
Komunikasi antara orang tua atau pengasuh dengan anak sangat penting untuk meningkatkan kosakata anak. Kurangnya komunikasi membuat anak memiliki sedikit kosakata, yang akhirnya memengaruhi kemampuan berbicaranya. Interaksi dan komunikasi yang aktif antara orang tua dan anak dapat merangsang anak untuk memperbanyak kosakata.
Orang tua perlu menyadari bahwa cara berkomunikasi mereka sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Kemampuan bicara anak dapat diasah jika orang tua memberikan stimulasi secara terus-menerus dan berkesinambungan. Peran orang tua sangat dominan dalam membantu kemampuan anak berbicara sesuai dengan rentang usianya. Keterlambatan bicara pada anak akan memengaruhi kemampuan berbahasanya di kemudian hari.