Mengurai Benang Kusut Pengangguran di Tengah Masyarakat

Selasa 11 Jun 2024 - 03:29 WIB
Oleh: Ahmad Alfahri Siregar

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Judul "Mengurai Masalah Pengangguran di Tengah Masyarakat " dipilih karena memberi gambaran bahwa pengangguran adalah masalah yang rumit yang mempengaruhi semua orang, dan ini akan memberikan ide-ide untuk mengatasinya. Dengan kata "Mengurai," pembaca diundang untuk memahami dan menemukan cara untuk menangani tantangan ini. Judul ini juga memberi harapan bahwa dengan usaha bersama, masalah pengangguran dapat dipecahkan.

Pengangguran adalah masalah besar di banyak negara, termasuk Indonesia. Ini tidak hanya merugikan individu yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga memengaruhi komunitas dan ekonomi secara keseluruhan. Dan ini bertujuan untuk menjelaskan berbagai aspek pengangguran, memahami penyebabnya, dan menawarkan solusi yang bisa diterapkan oleh individu, komunitas, dan pemerintah.

Pengangguran sering dialami oleh banyak orang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Istilah ini mengacu pada kondisi saat seseorang yang sudah mencari pekerjaan tapi belum mendapat pekerjaan baru. Dalam dunia ekonomi, pengangguran memiliki beberapa jenis yang berbeda dengan karakteristik dan penyebab yang berbeda pula.

Salah satunya adalah pengangguran friksional, yang terjadi saat seseorang pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, atau saat mereka baru memasuki dunia kerja. Ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, seperti mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan minat atau keterampilan mereka.

Ada juga pengangguran struktural, yang disebabkan oleh ketidakcocokan antara keterampilan para pekerja dengan kebutuhan pasar kerja. Misalnya, ada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan teknis tinggi namun tenaga kerja yang memiliki keterampilan tersebut terbatas.

Pengangguran siklikal terkait erat dengan siklus ekonomi. Ketika ekonomi sedang lesu, tingkat pengangguran cenderung meningkat karena banyak perusahaan yang melakukan pemotongan biaya dengan melakukan pemutusan hubungan kerja. Namun, ketika ekonomi membaik, tingkat pengangguran cenderung menurun.

Yang terakhir adalah pengangguran musiman, yang terjadi di industri-industri yang beroperasi secara musiman, seperti pertanian atau pariwisata. Misalnya, di pertanian, banyak pekerja hanya bekerja saat musim panen tiba, sehingga ketika musim panen berakhir, mereka akan mengalami pengangguran sementara sampai musim panen berikutnya.

Keempat jenis pengangguran ini memiliki dampak yang berbeda pada individu dan perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara jenis-jenis pengangguran tersebut agar dapat mengembangkan strategi yang tepat untuk mengatasi masalah pengangguran.

Dampak pengangguran merembes ke berbagai aspek kehidupan kita sehari-hari. Di sisi ekonomi, penghasilan keluarga turun sehingga daya beli juga menurun, yang akhirnya membuat pertumbuhan ekonomi melambat.

Bukan hanya itu, secara sosial, jumlah orang miskin meningkat bersamaan dengan ketidaksetaraan dan perasaan tidak aman dalam masyarakat. Hal ini bisa menciptakan konflik antarwarga dan mengganggu hubungan sosial yang ada.

Secara emosional, pengangguran membawa beban stres yang berat bagi orang-orang yang mengalaminya. Ini bisa menyebabkan depresi dan penurunan kesejahteraan mental yang serius. Dampaknya juga terasa di lingkungan sekitar, di mana kohesi sosial menurun dan tingkat kejahatan meningkat, terutama di daerah dengan tingkat pengangguran tinggi. Semua ini menunjukkan bahwa pengangguran bukan hanya masalah pribadi, tapi juga masalah sosial  yang memerlukan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan.

Mengurai masalah pengangguran membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang akar penyebabnya. Faktor-faktor yang berperan dalam menimbulkan masalah ini sangat beragam, termasuk: Perubahan Teknologi yang pesat, seperti otomatisasi dan digitalisasi, telah mengakibatkan penggantian pekerjaan manusia dengan teknologi. Globalisasi, dengan pergeseran produksi ke negara- negara dengan biaya tenaga kerja lebih rendah, juga telah mempengaruhi pasar tenaga kerja secara

signifikan.

Ketidaksesuaian antara pendidikan yang diberikan dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri merupakan masalah lainnya. Terkadang, kurangnya kesesuaian ini dapat menyebabkan kesenjangan yang signifikan antara apa yang diajarkan di sekolah dan apa yang dibutuhkan oleh pasar kerja.

Kebijakan ekonomi yang tidak efektif, baik dalam bentuk kebijakan moneter maupun fiskal, juga dapat berkontribusi pada tingginya tingkat pengangguran. Kurangnya kebijakan yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja dapat memperburuk situasi pengangguran.

Kategori :