KORANPRABUMULIHPOS.COM- MTs N 1 Prabumulih, bekali para guru agar memiliki kompetensi pedagogik, profesional berkepribadian sosial dan teknologi, dalam menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dan profil pelajar rahmatan lil alamin.
Kegiatan pembekalan untuk guru menjelang penyambutan tahun ajaran baru ini, dikemas dalam kegiatan workshop implementasi kurikulum Merdeka, yang dilaksanakan di aula MTS Negeri 1 Prabumulih, Kamis 6 Juni 2024.
Kepala Mts N 1 Prabumulih, Drs Mhd Dian Hidayatullah MSi kepada Prabumulih Pos mengatakan bahwa, supaya ini dilakukan dalam rangka membekali guru agar benar-benar menguasai tentang kurikulum merdeka agar bisa diterapkan pada tahun ajaran baru.
Selain itu sebagai madrasah kita juga ada pencapaian yang rahmatan lil alamin, dimana para siswa memiliki keimanan dan ketakwaan, rajin beribadah dan menjadi seperti yMf dimaksud dalam Islam Rahmatan lil'alamin, adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat, mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
BACA JUGA:Gelar Karya SMPN 3 Pamerkan Olahan Serba Nanas
BACA JUGA:Tak Ada Istilah anak Bodoh atau Pintar di Dunia Pendidikan, Simak Hal Yang Harus di Fahami Oleh Guru
"Jika dalam projek Penguatan profil pelajar Pancasila pada kurikulum merdeka ada 6 esensi, namun di Madrasah di tambah rahmatan lil alamin. Dengan harapan para siswa kita bisa menggapai makna rahmatan lil alamin di masa depan," harapnya.
Diketahui dalam kesempatan ini pihak MTS Negeri 1 Prabumulih mengundang narasumber atau widyaiswara, Dr Dian Eka Wati MPd, Dari Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Sumatera Selatan,
Dalam penyampaian nya menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang saat ini terus disosialisasikan di dunia pendidikan. Kurikulum yang menggunakan metode berdiferensiasi ini, perlu dipahami oleh seluruh guru, agar capaian Pembelajaran dapat terwujud.
Dalam pendidikan tidak mengenal anak pintar dan bodoh, namun yang ada adalah, karena tumbuh kembang dan laju kecepatan belajar setiap anak berbeda-beda.
"Hal ini yang harus difahami oleh para bapak ibu guru. Sehingga dapat mengajar sesuai dengan tahapan pengembangan anak, ini yang akan terjadi. Tidak ada yang salah dalam hal ini," ujar Dian, saat mengisi materi pada kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka di Mts N 1 Prabumulih, Kamis 6 Juni 2024
Karena itulah diperlukan asesmen awal atau asesmen diagnostik, harus dilakukan oleh guru agar bisa menyesuaikan kemampuan masing-masing anak dengan proses pembelajaran.
Widiaswara dari BPMP ini juga mengatakan bahwa aspek yang akan dilihat pada 2045 mendatang adalah, anak anak masih hidup dengan modal yang bapak ibu ajarkan di sekolah saat ini.
karena itu dia mengatakan agar para guru harus berikanlah ilmu pengetahuan yang benar. Karena apa yang di lihat, didengar dan dirasakan oleh siswa di usia 13 tahun, dan intervensi yang dilakukan oleh bapak ibu gurunya di masa sekarang akan berdampak pada 20 tahun dimasa depan.
"Berbeda dengan bangunan yang dibangun saat ini akan melihat kehancurannya pada 2 tahun atau 3 tahun kedepan, namun Anak akan hancur dimasa 20 tahun kedepan, jika mendapatkan ilmu pengetahuan dan intervensi yang salah," bebernya.