Salah seorang warga yang terdampak banjir, awalnya menganggap banjir tersebut sebagai banjir biasa. Ia tetap melanjutkan aktivitasnya membuat makanan, tidak menyadari betapa cepatnya air akan naik.
BACA JUGA:Tempat Wisata di Ogan Ilir Diserbu Pengunjung, Polsek Tanjung Raja Siaga
BACA JUGA:11 Kecamatan di OKU Rawan Banjir dan Tanah Longsor
Namun, dalam hitungan menit, air tiba-tiba meluap dengan cepat, membuatnya terkejut dan segera membangunkan anak-anaknya untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi di pinggir jalan.
Sayangnya, banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan perabotan dan peralatan elektronik mereka karena banjir datang begitu cepat. Hanya pakaian yang melekat di badan yang berhasil mereka bawa saat menyelamatkan diri.
"Semua makanan jualan sudah saya bagi-bagikan ke warga, sebab sudah tidak bisa lagi berjualan karena terendam. Daripada mubazir lebih baik saya baikan saja," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Dewi, salah satu korban banjir, mengungkapkan harapannya agar pemerintah segera memberikan bantuan.
Ia mengalami kerugian besar akibat banjir, termasuk kolam ikannya yang terendam dan ikan-ikan yang lepas, perabotan yang rusak, serta tidak dapat berjualan karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Untuk mencegah terjadinya banjir serupa di masa depan, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang komprehensif.
Ketua RT 03 Dusun II, Desa Lingga Ahmad Zaiti (74) mengatakan bahwa banjir kali ini termasuk yang cukup besar setelah tahun 1981. Banjir kali ini memang cukup cepat seperti banjir bandang.
Air mulai naik sekitar pukul 01.00 WIB sehingga merendam sekitar 80 rumah warganya. Ketinggian air paling dalam sekitar 2 meter. Dan sekitar pukul 07.00 WIB lampu PLN mati sampai sekarang pukul 10.30 WIB.
Ketika dikonfirmasi ke Camat Lawang Kidul Andrille Martin membenarkan adanya musibah banjir yang telah menyebabkan ribuan rumah terendam banjir yang tersebar di Desa Darmo, Desa Lingga, Desa Tegap Rejo, Desa Keban Agung, Kelurahan Pasar Tanjung Enim, Keluruhan Tanjung Enim Selatan, dan Kelurahan Tanjung Enim atau sekitar 80 persen terdampak banjir.
Adapun kedalamannya bervariasi namun yang paling dalam sekitar 4 meteran.
"Alhamdulilah meski banjir belum ada korban jiwa, cuma ada yang sakit dan langsung ditangani. Sampai sekarang sudah mulai surut," ujarnya.
Untuk saat ini, lanjut Andrille pihaknya sedang mendata berapa warganya yang terkena dampak banjir per desa/kelurahan sehingga bisa untuk menyalurkan bantuan.
Untuk posko utama penanganan banjir di pusatkan dihalaman Masjid Assadah, Kelurahan Pasar Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim yang menangani akomodasi dan kesehatan.