Sebagai salah satu bentuk evaluasi, meskipun penanganan kebocoran sumur sudah selesai dilakukan, tetapi tim medis masih tetap siaga di lapangan.
Hal ini semata untuk memantau apabila ada efek dari kejadian yang dialami oleh masyarakat sekitar. Sarana penyampaian informasi juga dibuka oleh Adera Field dengan bekerjasama dan berkoordinasi bersama kepala desa setempat agar proses penyampaian informasi dapat terkoordinir satu pintu melalui pemerintah desa.
Adapun penyebab kebocoran, dikarenakan hilangnya aksesoris atau pengaman sumur. "Dengan indikasi pencurian, sehingga sumur mengeluarkan gas," ucap Djudjuwanto.
Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Anggono Mahendrawan menyampaikan bahwa gerak cepat ini merupakan bentuk tanggung jawab dari Pertamina yang dijalankan dengan maksimal dan sangat baik.
Ia pun tak memungkiri sejak terjadinya kebocoran pihaknya banyak menerima permintaan konfirmasi dan klarifikasi baik dari LSM, Media maupun pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Anggono mengatakan bahwa SKK Migas terus melakukan koordinasi dan komunikasi aktif kepada pihak Pertamina dan tetap memberikan pengarahan serta pengawasan atas upaya-upaya yang dilakukan tim Pertamina di lapangan.
"Kami menyadari betul bahwa kejadian ini juga menjadi tanggung jawab kami, tidak hanya memantau perkembangan penanganan di lapangan.
Namun juga memastikan agar Pertamina tidak lengah dan dapat bekerja cepat, tepat dan optimal dengan mengutamakan keselamatan agar permasalahan dapat dengan segera ditangani," ungkap Anggono.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan apresiasinya kepada tim di lapangan atas proses penanganan yang termasuk cepat dan sigap.
Kepada pihak Pertamina untuk tidak berpuas diri dengan penyelesaian permasalahan yang terjadi, namun juga harus lebih aktif menjaga kondisi operasional di lapangan.
"Kejadian ini menjadi pengingat bagi kami, SKK Migas dan Pertamina untuk lebih giat dalam menjaga kondisi operasional di lapangan tetap berjalan aman," tukasnya.(08)