190 Sumur Aktif di Wilayah Field Prabumulih

Muhammad Luthfi Ferdiansyah, Senior Manager Prabumulih Field. Foto: Ros Suhendra --

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Pada pertengahan tahun 2024 ini, Pertamina Hulu Rokan Zona 4 (PHRZ-4) Field Prabumulih berhasil mencatat peningkatan signifikan dalam produksi minyaknya.

Keberhasilan ini dapat tak lepas  hasil dari Workover sumur GNK-82 dan intervensi sumur GNK-071 serta GNK-009 yang terletak di Desa Gunung Kemala, Kecamatan Prabumulih Barat, Sumatera Selatan.

Muhammad Luthfi Ferdiansyah, Senior Manager Prabumulih Field, menjelaskan bahwa selama semester ini lapangan berhasil meningkatkan produksi sebesar 8148 barel per hari (BOPD).

"Kami mengumumkan bahwa kami berhasil mencapai 112% dari target kami, dengan produksi 7449 BOPD untuk minyak, dan 111 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD) untuk gas," ungkapnya kepada sejumlah wartawan Kamis, 4 Juni 2024.

BACA JUGA:Pertamina Gelar Seminar Internasional, Peluang Pertanian Indonesia-Thailand bersama PERMITHA

BACA JUGA:PT Pertamina EP Prabumulih Field Catatkan Kinerja Positif

Luthfi juga mencatat bahwa pencapaian produksi gas sedikit di bawah target awal, mencapai 96,5% dari target 116 MMSCFD.

Peningkatan produksi minyak ini berasal dari operasi 190 sumur yang saat ini aktif di Field Prabumulih, dari total 903 sumur, termasuk beberapa sumur bersejarah yang tetap produktif dari masa kolonial Belanda.

"Dari 190 sumur tersebut, 83 adalah sumur injeksi, sisanya adalah sumur yang sebelumnya tidak aktif namun kami aktifkan kembali, sehingga berhasil melampaui target produksi," Luthfi menjawab pertanyaan dari wartawan mengenai kondisi sumur-sumur tersebut.

Dia juga menekankan bahwa jumlah sumur yang berproduksi telah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, di mana hanya sekitar 140 sumur yang beroperasi pada tahun 2023.

Menurut Luthfi, pencapaian ini berkat kerja tim di lapangan dan berbagai tahap operasional. Ini termasuk mempertahankan level produksi yang ada melalui perawatan rutin sumur dan optimisasi.

"Selain itu, kami terus melakukan pengembangan melalui operasi pengeboran dan mengatasi kendala dengan mengelola sumur-sumur injeksi dan mengganti pipa-pipa yang sudah tua," paparnya.

Luthfi menyoroti tantangan yang dihadapi struktur bawah tanah, yang membutuhkan kreativitas dan inovasi tinggi dari tim untuk mengelola struktur reservoir yang matang dan terdepleksi dengan efektif.

Selain itu, minyak berat (HPPO) di Field Prabumulih memerlukan pemanasan dan perlakuan kimia untuk ekstraksi, menunjukkan kompleksitas teknis dan strategi operasional lapangan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER