PRABUMULIH, KORANPABUMULIHPOS.COM – Madrasah Aliyah (MA) Al-Furqon Prabumulih, menggelar kegiatan workshop penyusunan modul ajar kurikulum merdeka dan kurikulum berbasis cinta, kamis, 28 Agustus 2025.
Acara ini diikuti oleh para guru dengan penuh antusias, sebagai bagian dari upaya peningkatan kompetensi tenaga pendidik dalam mengembangkan perangkat pembelajaran di madrasah.
Kepala Bidang Pendidikan, Sunardi, SPdI MPd, menegaskan pentingnya guru untuk terus beradaptasi dengan perkembangan kurikulum. Ia menekankan bahwa modul ajar merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung pembelajaran yang berkualitas.
Dalam arahannya, ia menekankan pentingnya keikhlasan guru dalam mendidik, serta bagaimana kurikulum berbasis cinta dapat diterapkan di lingkungan madrasah untuk membangun generasi yang berakhlak mulia.
BACA JUGA:Siswa SMP PGRI Prabumulih Ikuti Imunisasi Vaksin Jenjang SMP
BACA JUGA:MI Al Furqon Prabumulih 'Tim Hijau' NKRI Harga Mati!
Materi inti dimulai dengan pemaparan dari Budiman, SAg MSi mengenai konsep dan implementasi pembelajaran mendalam serta kurikulum berbasis cinta di madrasah.
Beliau menjelaskan strategi penerapan yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
Kemudian nara Sumber berikutnya adalah Andy Harry Kusuma, MPd. Pria yang merupakan Waka Kurikulum MAN 1 Prabumulih ini, membawakan materi tentang penyusunan modul ajar kurikulum merdeka lanjutan.
Mulai dari pengenalan secara umum mengenai pembelajaran mendalam hingga kurikulum berbasis Cinta produk Kementerian Agama.
BACA JUGA:MAN 1 Prabumulih dan Prabumulih Pos Semarakkan HUT RI Melalui Peningkatan Literasi Sekolah
BACA JUGA:Dukung Satu Rumah Satu Sarjana, STIE Al Furqon Tawarkan Beasiswa Bagi Putra Putri Terbaik Prabumulih
Kemudian H. Heri Soleh, Lc., M.Pd memberikan pendalaman mengenai penyusunan modul ajar pondok. Peserta terlihat aktif bertanya dan berdiskusi mengenai berbagai strategi penyusunan modul yang sesuai kebutuhan.
Memasuki sesi siang, kegiatan berlanjut dengan praktik penyusunan modul ajar. Risnasyatri, S.Pd, memberikan arahan mengenai penyusunan modul ajar negeri, sementara H. Heri Soleh kembali memandu peserta dalam menyusun modul ajar pondok.
Kedua sesi ini bertujuan agar guru tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menghasilkan produk pembelajaran yang siap digunakan.