Prabumulih dan Piala Adipura yang Kian Menjauh

Sabtu 23 Aug 2025 - 20:17 WIB
Reporter : Eka
Editor : Eka

Salah satu poin penting penilaian Adipura adalah sekolah Adiwiyata. Program ini sejatinya mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup ke dalam aktivitas belajar, serta membentuk budaya peduli lingkungan sejak dini di kalangan siswa.

Namun ironisnya, sekolah-sekolah di Prabumulih belakangan ini nyaris tak terdengar mengikuti lomba maupun program Adiwiyata. Padahal, sekolah merupakan “etalase kecil” dari budaya bersih yang diharapkan bisa menular ke masyarakat luas.

BACA JUGA:DLH Turunkan Tim

BACA JUGA:DLH Prabumulih Gelar Sosialisasi Pengelolaan Sampah; 6 Unit dan Teras BSP Terima Reward dari Pemkot

Minimnya partisipasi sekolah tentu menjadi salah satu catatan serius. Tanpa dorongan kuat dari dinas terkait, guru, dan kepala sekolah, program Adiwiyata hanya akan menjadi slogan tanpa implementasi nyata.

Diakuinya memang yang punya program adalah DLH yang terintegrasi dari KLHK, dengan pendanaan hanya sekedar sosialisasi saja. Namun yang menjadi peserta adalah Sekolah.  

"Nah permasalahan inilah yang perlu kita carikan solusinya. Kita berharap dukungan dari Dinas Pendidikan agar bisa memberikan dukungan pada satuan pendidikan untuk selalu mendorong agar mengikuti program Sekolah Adiwiyata," harapnya. 

Selain sekolah, titik pantau lain yang menjadi perhatian adalah bank sampah, Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R, dan pasar tradisional. Sayangnya, meski sudah ada inisiatif di beberapa lokasi, keberlanjutannya sering terkendala.

BACA JUGA:Saham BRI Terbang Tinggi, Warga Palembang Jadikan Investasi Saham sebagai Gaya Hidup Baru

Bank sampah misalnya, banyak yang berjalan di awal namun ada yang tidak konsisten. Warga kurang termotivasi untuk memilah sampah, sementara harga jual material daur ulang tidak selalu stabil. Akhirnya, sampah kembali menumpuk dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Di sinilah terlihat bahwa masalah lingkungan bukan hanya soal fasilitas, tapi juga kesadaran kolektif. Tanpa partisipasi masyarakat, program secanggih apapun akan mandek.

Sementara itu, beberapa kota tetangga di Sumatera Selatan sudah mampu kembali meraih Adipura, bahkan secara berulang. Hal ini tentu menimbulkan rasa penasaran, apa yang membuat mereka lebih unggul dibanding Prabumulih?.

Beberapa faktor yang terlihat adalah komitmen kepala daerah, konsistensi program edukasi lingkungan, dan kemauan masyarakat untuk terlibat aktif. Di kota-kota tersebut, gerakan memilah sampah sudah menjadi kebiasaan, bukan sekadar anjuran.

BACA JUGA:PHL DLHK Meninggal Tertabrak Kereta Api, Perlintasan Tanpa Palang Pintu Keramasan Kertapati

BACA JUGA:Giliran Seluruh Kepsek SD, SMP, SMA dan SMK di Prabumulih Ikuti Sosialisasi Pembelajaran Mendalam

Di Kota Prabumulih, sudah terlihat inovasi dari Kelurahan Mangga Besar yang terus mengedepankan pengelolaan sampah dengan berbagai programnya. Hal ini tentunya dapat menunjang bangkit kembali, untuk semangat memperjuangkan predikat sebagai kota adipura.

Kategori :