JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Di tengah tekanan global yang semakin kompleks akibat memanasnya tensi geopolitik, eskalasi perang tarif, dan perlambatan ekonomi di beberapa negara maju.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI tetap menunjukkan resiliensi dan ketangguhan.
Sebagai salah satu bank terbesar dan terdepan dalam pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, BRI terus berkomitmen untuk menjaga kesehatan kualitas aset dan pembiayaan melalui serangkaian strategi manajemen risiko yang adaptif, holistik, dan berkelanjutan.
Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, dalam konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan Triwulan I Tahun 2025 yang digelar pada Rabu (30/4/2025), mengungkapkan bahwa BRI tidak hanya fokus pada pertumbuhan, tetapi juga menempatkan prinsip kehati-hatian sebagai fondasi utama dalam setiap pengambilan keputusan bisnis.
BACA JUGA:UMi BRI Dongkrak Ekonomi Rakyat, Salurkan Pembiayaan kepada 35,4 Juta Pelaku Usaha
BACA JUGA:BRI Raih Digital Channel Terbaik Versi BSEM 2025
Menurutnya, dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang fluktuatif, penting bagi institusi keuangan seperti BRI untuk tidak sekadar agresif dalam ekspansi, melainkan juga cermat dalam mengelola risiko kredit dan menjaga kualitas portofolio pembiayaan.
“Tentunya kita memperkuat fungsi monitoring dan juga early warning system, sehingga dapat mengetahui kondisi nasabah secara lebih dini dan melakukan antisipasi apabila terjadi potensi pemburukan,” tegas Mucharom.
Hingga Maret 2025, BRI mencatatkan penyaluran kredit kepada sektor UMKM sebesar Rp1.126,02 triliun, atau setara 81,97% dari total portofolio kredit Perseroan.
Angka ini menunjukkan bahwa meskipun kondisi ekonomi masih penuh tantangan, BRI tetap menunjukkan keberpihakan nyata kepada pelaku usaha kecil yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
BACA JUGA:Manfaatkan LinkUMKM BRI, Produsen Minuman Tingkatkan Ketrampilan - Perluas Skala Usaha
BACA JUGA:BRI Perkuat Pendidikan Daerah 3T dengan Teknologi
Namun demikian, penyaluran kredit dilakukan secara selektif dan bertahap, selaras dengan perkembangan pasar dan dinamika sektor-sektor usaha.
Pendekatan ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan risiko, serta untuk mencegah terjadinya lonjakan kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL).
Hasilnya pun positif. Pada akhir Triwulan I 2025, rasio NPL BRI berhasil ditekan menjadi 2,97%, turun dari posisi 3,11% pada akhir Triwulan I 2024. Selain itu, rasio Loan at Risk (LAR) juga menunjukkan perbaikan signifikan, yakni dari 12,68% menjadi 11,12% dalam periode yang sama.