KORANPRABUMULIHPOS.COM – RPG horor selalu punya cara unik untuk mengaduk emosi pemain, terutama lewat kisah gelap dan atmosfer yang menghantui. Kita tentu mengenal judul-judul klasik seperti Corpse Party, Ib, Mad Father, hingga Ao Oni yang meninggalkan bekas mendalam di benak pemain. Salah satu yang terbaru dan cukup menyita perhatian adalah Omori, sebuah game indie garapan OMOCAT yang dirilis pada 25 Desember 2020. Game ini tersedia di berbagai platform, termasuk PC, PS4, Xbox One, Nintendo 3DS, dan Switch.
Walau mengangkat cerita yang tampaknya sederhana, eksekusi Omori justru membuat pengalaman bermain menjadi sangat emosional. Lewat pendekatan visual unik, gameplay yang segar, dan narasi penuh makna, Omori berhasil menggambarkan pergulatan mental dan depresi dengan cara yang jujur sekaligus menyakitkan.
Kisah Ganda: Dunia Nyata dan Dunia Mimpi
Di sepanjang permainan, pemain akan mengendalikan dua tokoh: Sunny di dunia nyata dan Omori di dunia mimpi. Kedua identitas ini membawa kita pada perjalanan psikologis yang perlahan mengupas trauma masa lalu dan rahasia kelam yang tersembunyi. Seiring berjalannya cerita, pemain akan semakin memahami siapa sebenarnya Omori dan bagaimana dirinya berhubungan erat dengan Sunny.
Omori memiliki empat akhir cerita berbeda, dengan hanya satu yang bisa dikatakan benar-benar memberikan harapan. Sisanya akan membuat pemain terdiam, merenung, bahkan merasa terpukul.
Gameplay
Begitu game dimulai, pemain langsung disambut peringatan bahwa Omori mengandung tema sensitif seperti gangguan mental, kehilangan, dan keputusasaan. Prolognya dibuka dengan adegan di White Space, sebuah ruangan putih kosong tempat karakter utama terbangun. Kesan hampa sangat terasa, mempertegas nuansa isolasi dan keterasingan.
Namun, tak lama kemudian, pemain dibawa ke dunia mimpi yang penuh warna, ceria, dan tampak menyenangkan. Kontras drastis ini dengan cepat memberi sinyal bahwa semua keceriaan itu hanyalah pelarian dari kenyataan pahit yang sedang dialami oleh sang protagonis.
Perasaan sebagai Senjata
Omori menyajikan sistem pertarungan yang unik. Alih-alih menggunakan elemen seperti api atau es, game ini mengandalkan emosi sebagai mekanisme utama. Karakter bisa merasa sedih, marah, atau senang, dan masing-masing perasaan ini saling mengalahkan seperti permainan batu-gunting-kertas.
Progress game disimpan melalui piknik box yang dijaga oleh karakter Mari, sosok penting yang akan semakin sering muncul dan menjadi kunci besar dalam narasi game.
Visual Art Ala Coretan Tangan
Dengan gaya hand-drawn yang khas, Omori tampil beda dari kebanyakan RPG horor lainnya. Visual sketsa dan animasi stop-motion menciptakan atmosfer yang artistik namun tetap mengganggu. Gaya ini tidak hanya memperkuat identitas visual game, tetapi juga mendukung penceritaan yang penuh perasaan.
Daya Tarik yang Bikin Ketagihan
Meski awalnya terasa lambat, terutama bagi pemain baru genre ini, Omori secara perlahan menciptakan keterikatan emosional. Di paruh kedua cerita, rasa penasaran terhadap nasib karakter dan rahasia yang mereka sembunyikan membuat pemain sulit berhenti. Plot twist-nya pun disajikan dengan penuh kejutan dan kepedihan yang autentik.
Kesimpulan: Sebuah Petualangan Psikologis yang Tak Terlupakan
Omori bukan sekadar game horor. Ini adalah cerminan dari luka batin, rasa bersalah, dan mekanisme pelarian diri yang dibungkus dalam bentuk permainan. Ceritanya tidak hanya menyentuh, tapi juga menyayat. Dengan ulasan “Overwhelmingly Positive” di Steam, tidak berlebihan kami berikan skor 9.7/10 untuk game ini.