Menag: Dai Harus Rendah Hati, Terima Kritik, dan Perbanyak Ibadah

Kamis 27 Feb 2025 - 12:24 WIB
Reporter : Ros
Editor : Ros Suhendra

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Menteri Agama, Nasaruddin Umar, memberikan pesan penting kepada 1.000 dai dan daiyah yang akan dikirim ke wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) serta daerah khusus. Selain itu, pesan ini juga ditujukan kepada para imam diaspora Indonesia yang bertugas di Jerman, Australia, dan Selandia Baru selama bulan Ramadan 1446 H. Menag mengingatkan para dai agar tidak mudah terlena oleh pujian serta selalu terbuka terhadap kritik.

Pesan tersebut disampaikan dalam acara Pembekalan dan Pelepasan Dai ke Wilayah 3T, Wilayah Khusus, dan Imam Diaspora Indonesia di Luar Negeri Tahun 2025, yang berlangsung pada Rabu (26/2/2025).

Pengiriman dai dan daiyah merupakan program tahunan yang rutin diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama sejak tahun 2022.

“Orang yang merasa puas dengan pujian tidak akan berkembang, tetapi mereka yang menerima kritik dengan lapang dada justru akan terus maju. Orang besar adalah mereka yang menghargai kritik dan bahkan berterima kasih kepada para pengkritiknya. Hidup mereka lebih tenang, tidur nyenyak, makan pun lebih nikmat, karena tidak menyimpan dendam,” ujar Menag.

BACA JUGA:Menag Minta Saudi Longgarkan Aturan: Lansia Sehat Berhak Berhaji

BACA JUGA:Kemenag Rilis Nama Jemaah Haji Khusus 2025, Ini Syarat Penggantian Jika Menunda Keberangkatan

Menag juga mengingatkan bahwa berdakwah bukanlah ajang mencari ketenaran. Para dai diminta untuk fokus pada tugas utama mereka dalam menyebarkan nilai-nilai keagamaan dan bukan sekadar mencari pengakuan.

“Jangan menjadikan popularitas sebagai tujuan utama dalam berdakwah, terutama di tempat tugas,” tegasnya.

Selain itu, Menag menyampaikan tiga pesan penting lainnya bagi para dai dan daiyah, yaitu menjaga wudu, selalu mendoakan orang tua, dan memperbanyak ibadah sunnah.

“Setiap tetes air wudu membawa serta dosa-dosa yang terhapus. Di mata awam, air wudu mungkin tampak bening, tetapi bagi mereka yang memiliki pandangan batin, air itu berwarna hitam pekat karena membawa dosa yang telah dihapus,” jelasnya.

BACA JUGA:Kemenag Susun Regulasi Baru, Optimalisasi Zakat untuk Usaha Produktif

BACA JUGA:Cegah Kematian Ibu, Kemenag Gencarkan Bimbingan Perkawinan

Menag juga menekankan pentingnya mendoakan orang tua. Ia mengingatkan para dai agar tidak hanya memimpin doa bagi orang lain, tetapi juga selalu menyertakan orang tua dalam doa mereka.

“Jangan sampai kalian sibuk memimpin doa untuk banyak orang, tetapi lupa mendoakan ayah dan ibu sendiri. Luangkan waktu untuk berziarah ke makam mereka. Jika masih ada, cium tangan dan kaki mereka sebagai bentuk bakti,” pesannya.

Sebagai penutup, Menag menganjurkan para dai untuk membaca surah Al-Kahfi, Yasin, Ar-Rahman, dan Al-Mulk secara rutin, serta melaksanakan salat sunnah, termasuk salat tasbih di sepertiga malam terakhir.

Kategori :