Jakarta - Seorang pencuri iPhone profesional yang sudah mengantongi lebih dari USD 300.000 (Rp 4,6 miliar) buka-bukaan soal aksinya. Ia mengaku ingin membantu pengguna iPhone agar tidak menjadi korban skema yang mengerikan ini.
Aaron Johnson dan komplotannya beroperasi di Minneapolis, Amerika Serikat antara tahun 2021 dan 2022. Pada bulan Maret lalu ia mengaku bersalah atas tuduhan melakukan pemerasan dan dijatuhi hukuman penjara selama 94 bulan.
"Saya sudah menjalani hukuman. Saya merasa saya harus mencoba pindah ke sisi lain dan mencoba membantu orang-orang," kata Johnson kepada Stern, seperti dikutip dari 9to5Mac, Kamis (21/12/2023).
BACA JUGA:Hidup Udah Serba AI, Sekarang Waktunya Gen Z Mulai Lirik On Device AI
"Passcode itu adalah iblis. Terkadang itu bisa jadi Tuhan--atau bisa jadi iblis," sambungnya.
Johnson diwawancara oleh Joanna Stern, jurnalis Wall Street Journal yang pertama kali mengungkap metode pencurian iPhone yang lebih canggih dengan cara mengintip passcode iPhone sebelum dicuri. Berkat passcode tersebut, pencuri bisa mengubah password Apple ID, mengakses aplikasi mobile banking, dan masih banyak lagi.
Kepada Stern, Johnson mengatakan ia awalnya hanya pencopet iPhone biasa. Namun ia beralih menggunakan metode baru ini karena bisa mendapatkan lebih banyak uang daripada sekedar menjual iPhone curian.
BACA JUGA:Mengenal Karakter yang Ada di Anime Arakawa Under The Bridge
Johnson mengaku ia biasanya pergi ke bar untuk mencari target karena tempatnya yang ramai dan remang-remang. Ia mengincar laki-laki berusia muda yang biasanya sudah mabuk dan tidak sadar dengan keadaan sekitarnya.
Setelah menentukan targetnya, Johnson akan mendekati calon korban dengan berpura-pura menawarkan obat terlarang atau mengaku sebagai rapper yang ingin menjadi teman di Snapchat. Setelah berbincang beberapa saat, Johnson akan memancing korban untuk memberikan iPhone-nya.
Setelah memegang iPhone korban, Johnson akan mengunci ponsel tersebut kemudian meminta korban untuk membuka kuncinya. Karena korban sudah lengah, mereka biasanya akan memasukkan passcode iPhone di depan Johnson atau bahkan memberikan passcode-nya secara langsung.
Begitu Johnson mendapatkan passcode dan iPhone dari korbannya, ia langsung mengubah password Apple ID dan memasukkan wajahnya ke Face ID di iPhone. Ia kemudian menggunakan password baru itu untuk mematikan Find My iPhone sehingga korban tidak bisa melacak lokasi iPhone.
Setelah itu, Johnson membuka aplikasi mobile banking dan aplikasi kripto untuk mengosongkan isinya. Jika tidak menemukan password untuk mengakses aplikasi tersebut, ia akan mencari di aplikasi Notes atau Photos. Johnson juga memanfaatkan Apple Pay yang terdaftar di iPhone untuk berbelanja.
Setelah mengosongkan rekening yang ada di iPhone, Johnson akan melakukan factory reset dan menjual iPhone tersebut ke penadah bernama Zhongsuang 'Brandon' Su. iPhone curian itu kemudian dijual lagi ke luar negeri.
Jika sedang beruntung, Johnson mengatakan ia bisa menjual sekitar 30 iPhone dan iPad ke Su di akhir pekan dan mendapatkan sekitar USD 20.000. Angka tersebut belum termasuk uang yang ia kuras dari rekening bank korban dan belanja menggunakan Apple Pay.