Studi Terbaru: Jamur Ulat Bulu Berpotensi Jadi Obat Kanker, Ini Cara Kerjanya

Kamis 28 Nov 2024 - 23:30 WIB
Reporter : Tedy
Editor : Tedy

KORANPRABUMULIPOS.COM - Kanker masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Menurut data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2024 diperkirakan terdapat 20 juta kasus kanker baru secara global. Dalam upaya menemukan pengobatan yang lebih efektif, sebuah studi terbaru mengungkapkan potensi jamur ulat bulu sebagai solusi inovatif untuk melawan kanker.

Jamur Ulat Bulu dan Zat Cordycepin

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal FEBS Letters pada 7 November 2024 oleh Dr. Cornelia de Moor dan tim dari Universitas Nottingham menunjukkan bahwa jamur Cordyceps militaris—yang tumbuh pada ulat bulu—mengandung zat aktif bernama Cordycepin.

Cordycepin diketahui dapat menghentikan sinyal pertumbuhan sel kanker yang terlalu aktif. Menariknya, zat ini memiliki keunggulan dibandingkan pengobatan kanker konvensional karena lebih sedikit merusak jaringan sehat di sekitar sel kanker.

Cara Kerja Cordycepin

Cordycepin bekerja dengan cara unik. Ketika masuk ke dalam tubuh, zat ini berubah menjadi Cordycepin triphosphate, yang strukturnya mirip dengan ATP (adenosin trifosfat), molekul pembawa energi dalam sel. Karena kemiripan ini, Cordycepin triphosphate mampu mengganggu proses pertumbuhan sel kanker, sehingga memperlambat atau menghentikan penyebarannya.

Peneliti membandingkan Cordycepin dengan berbagai metode pengobatan kanker yang ada. Hasilnya menunjukkan bahwa zat ini secara konsisten bekerja pada jalur yang memicu pertumbuhan sel kanker.

Potensi Cordycepin dalam Pengobatan Kanker

Dr. Cornelia de Moor menjelaskan bahwa Cordycepin merupakan langkah awal yang menjanjikan dalam pengembangan obat kanker baru. Dengan memahami cara kerja zat ini, peneliti berupaya menciptakan turunan Cordycepin yang lebih efektif.

“Kami telah mempelajari efek Cordycepin pada berbagai penyakit selama bertahun-tahun. Penelitian ini membawa kami semakin dekat untuk menjadikannya pengobatan yang efektif,” ujar Dr. de Moor.

Ia menambahkan, data yang diperoleh dari penelitian ini juga dapat membantu memantau respons pasien terhadap terapi berbasis Cordycepin. Hal ini dilakukan dengan mengukur aktivitas gen tertentu yang dipengaruhi oleh Cordycepin.

Penggunaan Tradisional dan Harapan Masa Depan

Di Asia, jamur Cordyceps militaris telah lama digunakan sebagai bahan obat tradisional dan makanan kesehatan. Dengan dukungan studi ilmiah ini, Cordycepin memiliki potensi untuk menjadi dasar pengobatan kanker yang lebih efektif dan aman di masa depan.

Penelitian ini membuka harapan baru dalam pengobatan kanker dengan memanfaatkan bahan alami yang lebih ramah terhadap jaringan tubuh. Meski demikian, penelitian lanjutan masih diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanan Cordycepin pada pasien kanker. (*)

Kategori :