KORANPRABUMULIHPOS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Fenomena ini dipicu oleh berbagai faktor iklim, termasuk La Nina yang meningkatkan curah hujan hingga 20-40%.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa potensi cuaca ekstrem ini juga didorong oleh Madden-Julian Oscillation (MJO) dan fenomena Cold Surge yang berasal dari daratan Asia. Kondisi tersebut meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
"Kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi bencana, khususnya pada periode Nataru," ujar Dwikorita, Senin (25/11/2024).
Risiko Laut dan Pelayaran
BMKG juga memberikan peringatan kepada sektor pelayaran dan nelayan. Cold Surge berpotensi memicu gelombang tinggi yang dapat membahayakan aktivitas di laut. Masyarakat diminta memantau informasi cuaca melalui aplikasi @infobmkg yang menyediakan data terkini selama 24 jam penuh.
Puncak Musim Hujan 2024/2025
Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena, menambahkan bahwa puncak musim hujan diperkirakan berlangsung dari November 2024 hingga Februari 2025. Beberapa wilayah seperti Sumatra, pesisir selatan Jawa, dan Kalimantan akan mengalami intensitas hujan tinggi pada November-Desember 2024, sementara wilayah lain seperti Lampung, Jawa bagian utara, Bali, NTB, NTT, dan Papua mencapai puncaknya pada Januari-Februari 2025.
Fenomena Cuaca Lainnya
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, melaporkan kehadiran bibit siklon tropis 96S dan 99B di Samudra Hindia yang berpotensi memengaruhi cuaca ekstrem di wilayah barat Indonesia. Fenomena ini, bersama MJO, Gelombang Rossby, dan Kelvin, dapat memicu hujan lebat disertai angin kencang serta petir di berbagai daerah.
BMKG mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan, memeriksa fasilitas mitigasi bencana, dan mengantisipasi potensi dampak bencana selama periode cuaca ekstrem ini. (*)