KORANPRABUMULIHPOS.COM - Pelajaran matematika akan mulai diterapkan dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Dasar (SD) berdasarkan kebijakan terbaru dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengungkapkan bahwa penguatan metode pembelajaran matematika ini direncanakan sejak TK dan SD.
“Pengenalan ini bukanlah tentang matematika yang kompleks, melainkan lebih sebagai pengenalan konsep dasar,” jelas Mu'ti.
Dia menekankan bahwa pengenalan ini harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak. "Tentu dengan memperhatikan tingkat intelektualitas," tambahnya.
BACA JUGA:Latihan Nuklir Rusia: Putin Tegaskan Kesiapan Strategis di Tengah Ketegangan Global
BACA JUGA:Rekomendasi Chromebook Terjangkau untuk Mahasiswa
Mu'ti menegaskan bahwa matematika merupakan ilmu yang sangat penting, terutama mengingat tingkat numerasi dan literasi yang masih rendah di Indonesia.
"Matematika harus diajarkan dengan cara yang sederhana dan menyenangkan," ungkapnya.
Selain itu, Kemendikdasmen sedang mempersiapkan program pelatihan untuk guru matematika. Namun, Mu’ti mengingatkan bahwa hasil dari program ini baru akan terlihat setelah empat tahun pelaksanaannya.
“Meski demikian, hasil program ini mungkin belum bisa terukur pada 2025, karena baru akan dimulai tahun itu,” tuturnya.
BACA JUGA:Kemendikdasmen Fokus pada 718 Bahasa Daerah
BACA JUGA:Mengatasi Korupsi: KPK Desak DPR Segera Bahas RUU Pembatasan Uang Kartal
Di sisi lain, Ubaid Matraji, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), menekankan pentingnya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar.
Data menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua terendah di Asia Tenggara dengan skor 359 untuk membaca, 366 untuk matematika, dan 383 untuk sains, berdasarkan laporan Programme for International Student Assessment (PISA) yang dikeluarkan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2022.
Sebelumnya, juga dilaporkan bahwa gaji guru dan tenaga honorer diperkirakan akan naik sebesar Rp2 juta per tahun, dan ini telah dimasukkan dalam anggaran 2025.