Tahun 2024, Sumsel Catat Kenaikan Kasus Kekerasan Perempuan
Tahun 2024 Sumsel Catat Kenaikan Kasus Kekerasan Perempuan --Istimewa
PALEMBANG, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melaporkan adanya peningkatan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2024.
Tercatat sebanyak 460 kasus kekerasan yang melibatkan perempuan, dengan 488 korban yang terdiri dari perempuan dan anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan.
"Jika dibandingkan dengan tahun lalu, angka kasus kekerasan ini mengalami kenaikan. Salah satu faktornya adalah semakin terbukanya ruang bagi masyarakat untuk berbicara melalui media sosial, yang memberi keberanian pada perempuan untuk melaporkan kekerasan yang mereka alami," ungkap Kepala DPPA Sumsel, Fitriana SSos MSi, setelah acara peringatan Hari Ibu di Joglo Griya Agung, Kamis (5/12).
Masalah kekerasan terhadap perempuan dan kesetaraan gender tetap menjadi topik utama dalam peringatan Hari Ibu ke-96 tahun ini. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan di berbagai sektor seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial sangat penting.
BACA JUGA:Partisipasi Pemilih di Palembang Turun
BACA JUGA:Tak Patut! Modus Antar Istri Berobat, Motor Warga Muba Malah Digelapkan
"Saat perempuan berdaya, mereka akan lebih mampu menghindari kekerasan. Banyak kekerasan yang terjadi karena ketergantungan perempuan dalam aspek ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya," tambahnya.
Fitriana menjelaskan, ketergantungan perempuan pada pihak tertentu dapat menyebabkan kekerasan yang berulang. Namun, dengan kemandirian ekonomi, perempuan tidak akan ragu untuk melaporkan kekerasan yang mereka alami. Untuk itu, rangkaian kegiatan dalam peringatan Hari Ibu 2024 ini meliputi pelatihan bagi kelompok rentan, kunjungan ke Lapas Wanita, bantuan kepada kelompok rentan, serta workshop kesetaraan gender. "Kami hadir untuk mendukung pemberdayaan perempuan," ujarnya.
Tema Hari Ibu ke-96, "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Emas 2045", mengajak perempuan untuk saling mendukung dan bersinergi, serta tidak membiarkan kekerasan terhadap perempuan terjadi begitu saja.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel, Edward Chandra, mengingatkan bahwa pada 22 Desember 1928, perempuan Indonesia melalui Kongres Perempuan Indonesia pertama memperjuangkan hak-hak mereka, termasuk hak atas pendidikan dan pengakuan peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Sejak saat itu, Hari Ibu telah menjadi simbol penghargaan terhadap peran ibu dan perempuan Indonesia di semua bidang," tuturnya, Kamis (5/12).
Edward menambahkan bahwa tema Hari Ibu tahun ini, "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045", mengingatkan kita untuk terus memperkuat posisi dan peran perempuan dalam mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia.
"Perempuan adalah pahlawan yang sering tidak terlihat, namun kontribusinya sangat besar dalam kehidupan kita. Mereka bukan hanya pengasuh dan pendidik utama bagi anak-anak, tetapi juga pilar penting dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya di Indonesia," pungkasnya.(*)