Boeing Tersingkir dari Tender 'Pesawat Kiamat' Angkatan Udara AS
Foto: AP/Jennifer Buchanan--
Jakarta - Boeing (BA.N) dikabarkan tersingkir dari tender Angkatan Udara Amerika Serikat yang sedang mencari penerus pesawat E-4B Nightwatch, yang dijuluki 'pesawat kiamat' karena disebut berkemampuan bertahan di tengah perang nuklir. Perusahaan maskapai itu dikabarkan tersingkir karena persoalan kontrak.
Pada Jumat (1/12/2023), Boeing dikabarkan gagal lanjut ke tahap selanjutnya dalam kompetisi itu. Hal ini membuat kontraktor pertahanan swasta, Sierra Nevada Corp, menjadi satu-satunya perusahaan yang secara terbuka bersaing untuk mendapatkan kontrak Survivable Airborne Operations Center (SAOC). SOAC adalah program untuk mengganti armada udara AS yang sudah digunakan sejak 1970-an.
Angkatan Udara AS pun disebut akan menawarkan kontak SAOC pada 2024. Namun, mereka menolak berkomentar soal apakah ada perusahaan lain yang juga telah mengajukan penawaran.
"Kami tidak dapat membahas pemilihan sumber aktif dan informasi rinci program dirahasiakan," ucap seorang juru bicara Angkatan Udara kepada Reuters, dikutip Sabtu (2/12/2023).
Dua sumber yang mengetahui persoalan tersebut pun menjelaskan, bahwa sebagai perusahaan pemegang manufaktur E-4B Nightwatch, Boeing tidak mampu mencapai kesepakatan dengan Angkatan Udara AS soal hak data dan kontrak. Produsen pesawat asal AS itu menolak menandatangani perjanjian pengembangan pesawat berharga tetap yang mengharuskan Boeing membayar biaya di atas batas yang disepakati.
"Kami mendekati semua peluang kontrak baru dengan disiplin tambahan untuk memastikan kami dapat memenuhi komitmen kami dan mendukung kesehatan bisnis kami dalam jangka panjang," ucap Boeing dalam keterangan resminya.
"Kami tetap yakin pendekatan SAOC kami adalah yang paling komprehensif, matang secara teknis dan solusi dengan risiko terendah bagi pelanggan dan Boeing," sambung Boeing.
Unit pertahanan Boeing pun tahun ini diketahui telah kehilangan US$ 1,3 miliar atau Rp 20 triliun (kurs Rp 15.433) karena program pengembangan pesawat berharga tetap yang mencakup pesawat Starliner NASA dan pesawat kepresidenan AS yakni Air Force One.
Sejak 2014, Boeing sudah kehilangan total US$ 16,3 miliar atau Rp 251 triliun karena program pengembangan berharga tetap. Para pemimpin Boeing telah berusaha membuktikan kepada investor bahwa perusahaan masih mencari persyaratan kontrak yang lebih menguntungkan dalam berbagai kesepakatan masa depan bersama Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
"Yakinlah, kami belum menandatangani kontrak pengembangan dengan harga tetap dan juga tidak berniat melakukannya," kata Kepala Keuangan Boeing Brian West pada Oktober.
Sebagai informasi, Angkatan Udara disebut berencana untuk menghabiskan total US$ 889 juta atau Rp 13 triliun pada tahun fiskal 2024 untuk melanjutkan pengembangan SOAC dan US$ 8,3 miliar atau Rp 128 triliun untuk melanjutkan program tersebut hingga tahun fiskal 2028.
Pesawat E-4B Nightwatch sendiri adalah pesawat yang biasanya digunakan oleh Menteri Pertahanan AS. Pesawat itu dirancang sebagai pos komando bergerak yang mampu menahan ledakan nuklir dan efek elektromagnetik agar para pemimpin AS dapat menyampaikan perintah militer jika dalam situasi keadaan darurat nasional.
Angkatan Udara AS sendiri saat ini mengoperasikan empat pesawat E-4B Nightwatch. Satu pesawat itu disebut siaga setiap saat.E-4B Nightwatch adalah pesawat Jet Jumbo Boeing 747-200 yang telah dimodifikasi sejak 1970-an,pemeliharaan pesawat pun saat ini kian sulit dan mahal karena suku cadang yang sudah usang. Alhasil, masa pakai pesawat itu diprediksi berakhir pada awal 2030. (fdl/fdl/dc)