Kenapa Awan Kumulus Bisa Menghilang Saat Gerhana Matahari? Inilah Penjelasannya

Foto: Getty Images/iStockphoto/Pitris/Ilustrasi Gerhana Matahari--

KORANPRABUMULIHPOS.COM - Fenomena gerhana Matahari tidak hanya mempengaruhi perilaku hewan, tetapi juga bisa mengubah kondisi atmosfer secara signifikan.

Salah satu fenomena menarik yang terjadi adalah hilangnya awan kumulus selama gerhana Matahari. Apa yang menyebabkan perubahan ini?

Dampak Gerhana Matahari terhadap Awan Kumulus

Saat gerhana Matahari terjadi, bayangan bulan yang menyelimuti Bumi menyebabkan perubahan signifikan dalam intensitas cahaya Matahari.

Fenomena ini memengaruhi banyak aspek lingkungan, termasuk tutupan awan kumulus.

Penelitian menunjukkan bahwa selama gerhana, tutupan awan kumulus dapat menurun hingga lebih dari empat kali lipat.

Studi ini fokus pada gerhana cincin yang terjadi pada tahun 2005 dan terlihat di Eropa dan Afrika. Peneliti seperti Victor JH Trees dari Delft University of Technology di Belanda memanfaatkan data dari satelit untuk mempelajari fenomena ini.

BACA JUGA:Libur Panjang di Bulan September 2024! Jangan Lewatkan 6 Hari Tanggal Merah Ini!

Penurunan Tutupan Awan Selama Gerhana

Selama gerhana, awan kumulus yang biasanya berada di ketinggian sekitar 2 kilometer mengalami perubahan signifikan.

Data menunjukkan bahwa tutupan awan ini mulai berkurang saat sekitar 15% dari permukaan Matahari tertutup oleh bulan, sekitar 30 menit setelah gerhana dimulai.

Awan kumulus kembali ke kondisi semula sekitar 50 menit setelah gerhana total berakhir.

Suhu Permukaan dan Pembentukan Awan

Penurunan tutupan awan ini terkait erat dengan perubahan suhu permukaan Bumi. Selama gerhana, suhu permukaan tanah dapat turun hingga hampir 6 derajat Celsius. Penurunan suhu ini mengurangi gradien suhu di dekat permukaan, yang mempengaruhi pembentukan awan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER