Minuman Manis vs Rokok: Mana yang Lebih Berbahaya?
--
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Perdebatan mengenai bahaya minuman manis dan rokok semakin memanas, terutama terkait dampaknya terhadap kesehatan.
Sementara keduanya memiliki risiko kesehatan yang signifikan, data menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis dapat menjadi ancaman serius karena meningkatkan risiko diabetes melitus.
Dampak Kesehatan Minuman Manis
Minuman manis, termasuk minuman ringan, minuman buah, dan minuman energi, sering kali mengandung gula dalam bentuk cair yang cepat diserap tubuh. Menurut Profesor Nutrisi dari University of North Carolina, Shu Wen Ng, PhD, dan Barry M. Popkin, PhD, sebagian besar minuman manis tidak memberikan manfaat nutrisi dan seringkali menyebabkan penambahan kalori yang tidak diimbangi dengan pengurangan kalori dari makanan lain.
"Gula dalam minuman manis diserap lebih cepat daripada kemampuan hati untuk memprosesnya, sehingga berpotensi menyebabkan penyakit hati berlemak, diabetes, dan penyakit kronis lainnya," kata mereka dalam situs UNC Gillings School of Global Public Health.
BACA JUGA:Kenali 5 Faktor yang Memicu Mata di Pagi Hari Kering
BACA JUGA:Apakah Sakit Kepala Berbahaya? Ini 5 Gejala yang Harus Diwaspadai
Di Indonesia, diabetes melitus menjadi salah satu penyakit kronis penyebab kematian tertinggi. Data International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan peningkatan pesat jumlah penderita diabetes dari 19,47 juta pada 2021 menjadi 28,57 juta pada 2045. Di dunia, gula dikaitkan dengan sekitar 35 juta kematian per tahun.
Dampak Kesehatan Rokok
Sementara itu, rokok telah lama dikenal sebagai penyebab berbagai penyakit berbahaya, termasuk penyakit paru-paru, penyakit paru obstruktif kronik, dan penyakit jantung. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2020, sekitar 225.700 orang di Indonesia meninggal akibat merokok atau penyakit terkait tembakau.
Rokok mengandung zat-zat berbahaya yang dapat merusak berbagai organ tubuh dan meningkatkan risiko kanker serta penyakit jantung. Meskipun rokok adalah faktor risiko kesehatan yang signifikan, minuman manis membawa ancaman yang lebih mendalam terkait dengan diabetes dan obesitas.
Kontrol Konsumsi Gula
Dokter spesialis gizi konsultan, Johanes Chandrawinata, menekankan pentingnya membatasi konsumsi gula. Satu botol minuman manis dengan kandungan gula hingga 29 gram setara dengan kalori dari satu centong nasi, yang dapat menambah beban kalori dalam diet seseorang jika tidak diimbangi dengan pengurangan kalori dari makanan lain.
Menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10% dari total energi atau sekitar 50 gram per hari. Namun, banyak minuman kemasan mengandung gula lebih dari angka tersebut.