Balai Pelestarian Kebudayaan Akan Gelar Pameran Warisan Raso
Foto: Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI, Kristanto Januardi--
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Sumatera Selatan dikenal memiliki beragam makanan tradisional yang menjadi warisan turun-temurun dan tetap eksis hingga kini. Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI, Kristanto Januardi, mengungkapkan bahwa beberapa makanan tradisional Sumatera Selatan telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia, termasuk pempek, bolu lapan jam, pindang, dan tempoyak. Secara keseluruhan, ada 40 makanan tradisional Sumsel yang masuk dalam WBTB.
Dalam upaya melestarikan warisan budaya Sumsel, Balai Pelestarian Kebudayaan akan mengadakan pameran warisan budaya pada 3-5 Agustus 2024 di Atrium OPI Mall, Palembang. Pameran ini merupakan upaya untuk melestarikan warisan budaya Sumsel, khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan tradisional dalam pengolahan bahan makanan.
"Pameran ini merupakan bagian dari upaya pelindungan warisan budaya di Sumsel, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Pelindungan ini dapat dilakukan melalui inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan, dan publikasi," jelas Kristanto.
Pameran yang bertema 'Pameran Warisan Raso' ini tidak hanya menampilkan kekayaan makanan tradisional secara fisik, tetapi juga berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat Sumsel untuk lebih mengenal setiap olahan makanan yang diwariskan secara turun-temurun. Pameran ini bertujuan untuk membangkitkan kenangan masa lalu masyarakat Sumsel melalui ragam kuliner dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap olahan makanan tradisional Sumsel.
BACA JUGA:55 Ide Lomba 17 Agustus untuk Sekolah Formal dan Islami, Cocok untuk TK, PAUD, dan SD
BACA JUGA:Turis Israel Marahi Pendemo Pro Palestina di Jepang, Netizen Bereaksi Keras
"Generasi muda adalah bagian penting dalam upaya pelestarian warisan budaya Sumsel. Melalui pameran yang dikemas secara unik dan menarik, kami berharap generasi muda dapat mengenali, memahami, dan turut merawat warisan budaya di bidang kuliner," ujar Kristanto.
Pameran ini akan menampilkan kombinasi antara replika dan makanan asli. Replika makanan dibuat dari bahan resin dengan keakuratan warna dan bentuk yang menyerupai makanan asli. Selain itu, makanan asli juga akan ditampilkan dan dapat dicoba secara gratis oleh pengunjung, guna mengenalkan dan membangkitkan kembali memori kolektif masyarakat terhadap makanan tradisional masa lalu di Sumsel.
"Beberapa objek makanan tradisional yang akan dipamerkan antara lain kue engkok, tahok tutok, sagarurung, lemang, bawak gulai, hingga bolu lapan jam. Selain itu, makanan yang masih eksis seperti pempek, laksan, dan kue gandus juga akan turut dipamerkan," tutup Kristanto. (*)