Sejarah Ta'aruf yang Menjadi Tren di Kalangan Muda-Mudi Muslim Indonesia
--
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Ta'aruf kini menjadi tren di kalangan muda-mudi Muslim Indonesia, terutama bagi mereka yang ingin menikah sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah SWT. Berbeda dengan pacaran yang bisa berlangsung bertahun-tahun, mereka yang menjalankan Ta'aruf biasanya melakukan perkenalan singkat namun serius untuk menuju pernikahan.
Ta'aruf, yang secara harfiah berarti "perkenalan", memiliki makna yang luas dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks seperti lingkungan kerja atau hubungan bisnis. Namun, dalam konteks Islam, Ta'aruf merujuk pada aktivitas perkenalan antara pria dan wanita yang bertujuan untuk menuju pertunangan dan pernikahan.
Istilah Ta'aruf mulai dikenal di Indonesia pada era 1980-an hingga 1998, digaungkan oleh para aktivis muda Muslim sebagai antitesis terhadap pacaran yang dianggap memiliki banyak mudarat. Popularitas istilah ini meningkat ketika karakter Si Boy dalam film "Catatan Si Boy" (1987) digambarkan sebagai pemuda metropolitan Muslim yang getol berpacaran, yang dinilai bertentangan dengan adab Islami.
Pada masa Orde Baru, istilah Ta'aruf belum banyak dikenal oleh masyarakat umum dan sering dianggap sebagai ajaran yang nyeleneh oleh sebagian umat Islam. Para aktivis muda Muslim saat itu sangat berhati-hati menggunakan istilah ini dan biasanya dimoderatori oleh para senior secara tertutup. Jika pasangan yang melakukan Ta'aruf setuju, mereka akan menceritakan kepada orang tua masing-masing.
BACA JUGA:Misteri dan Mitos dalam Lomba Bidar: Pengaruh Mistis atau Kebetulan Semata?
BACA JUGA:3 Fakta Unik Negara Suriname, Warga Indonesia Terutama Suku Jawa Pasti Bangga
Setelah reformasi 1998, kegiatan keislaman semakin merambah ke media massa seperti televisi, film layar lebar, sinetron, dan musik religi. Istilah Ta'aruf menjadi booming ketika film "Ayat-ayat Cinta" (2008), yang diadaptasi dari novel berjudul sama, menampilkan proses Ta'aruf antara tokoh Fahri dan Aisha, yang kemudian menjadi ikon di kalangan muda-mudi Muslim.
Kini, Ta'aruf telah menjadi tren positif yang dipahami secara luas berbeda dengan pacaran. Banyak keluarga Muslim yang paham agama mengarahkan anak-anak mereka untuk melakukan Ta'aruf. Forum Ta'aruf, baik offline maupun online, juga semakin banyak bermunculan.
Pada prinsipnya, Islam tidak melarang Ta'aruf karena memiliki maksud baik untuk menghindari kemudaratan dari pacaran. Hal ini sejalan dengan kaidah dalam beragama, yaitu "Dar'u Al-Mafâsid Muqaddam 'alâ Lalbi Al-Mashâlih" yang artinya mencegah kerusakan lebih didahulukan ketimbang mengupayakan kemaslahatan. (*)