2025, Indonesia Kebagian 221.000 Kuota Haji

Indonesia kembali mendapat kuota 221.000 jemaah pada operasional haji 1446 H/2025 M. Foto: Tomi MCH--

Kemudian, Ikhtiar mitigasi yang dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar proses pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina.

"Dengan begitu jemaah bisa diberangkatkan lebih awal, jam 07.37 waktu Saudi sudah tidak ada di Muzdalifah. Ini patut disyukuri," kata Yaqut.

BACA JUGA:Kabar Baik! Drainase PTM Prabumulih Segera Diperbaiki

BACA JUGA:Launching Pilkada Prabumulih Pindah ke Parkiran Citimall

Terlepas dari kesuksesan dalam penyelenggaraan haji tahun ini, kata Yaqut, pihaknya akan mengevaluasi beberapa dinamika di Mina dimana wilayah Mina jelas batasannya dan sangat terbatas sehingga dengan kuota 213.320 jemaah, ruang yang tersedia kurang dari 0,8 meter persegi per orang.

"Mina dari dulu seperti itu sehingga, menerima tambahan kuota selalu menjadi berkah sekaligus tantangan," kata Yaqut.

Ditambahkan Menag, pihaknya akan segera menggelar evaluasi atas penyelenggaraan haji tahun ini dimana sejumlah catatan akan menjadi bahan perbaikan untuk musim haji mendatang.

"Kita tetap akan upayakan kuota tambahan dalam jumlah yang terukur untuk tetap menjaga kenyamanan dan keselamatan jemaah haji asal Indonesia," tegasnya.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi dalam dua tahun terakhir menggelar Haflul Hajji Al-Khitamy, Acara ini selalu digelar pada 12 Zulhijjah. Hari saat jemaah haji yang mengambil Nafar Awal telah meninggalkan Mina dan kembali ke hotel di Makkah. 

Sedangkan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah. Dalam kesempatan itu menyampaikan kesuksesan haji tak lepas dari kerja sama Kantor Urusan Haji (KUH) dari berbagai negara dengan Kementerian Haji dan Umrah Saudi. 

Ia menyampaikan, pada hari yang sama setahun yang lalu, sejarah telah mencatat untuk kali pertama kuota diberikan setelah operasional haji sehingga, langkah persiapan menjadi lebih cepat, visa bisa diterbitkan jauh sebelum operasional.

Adapun Penerapan Kartu Nusuk, kata Menhaj Tawfiq, juga berjalan sukses. Dengan kartu ini, bisa dibedakan antara jemaah haji resmi dan tidak resmi para konsul haji pada KUH juga diberikan kemudahan akses Masyair dengan kartu khusus untuk memantau pergerakan dan kondisi jemaah.

Menhaj Tawfiq berharap kerja sama lintas pihak ini terus berlangsung di masa mendatang. Menteri Tawfiq juga mengumumkan bahwa masa umrah segera dimulai dengan penerbitan visa umrah.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER