Hikmah Berkurban di Hari Idul Adha
Hikmah Berkurban--
Hikmah artinya suatu proses yang telah dilalui seseorang dalam hal agama ataupun dalam kehidupan sehari-harinya. Ketika orang tersebut sedang dalam fase quarter-life crisis, maka hikmah yang diperoleh adalah akan dapat mengajarkan arti kedewasaan dalam mengambil sikap.
Kamu akan semakin cermat dalam mengambil setiap keputusan atau langkah hidup. Ini juga akan memengaruhi cara kamu bersikap dan bertindak. Karena di fase ini kamu juga akan dilatih untuk menjadi pribadi yang lebih matang.
Contoh Hikmah dalam Keseharian
- Menjadi Seseorang yang Optimis Serta Terus Berjuang Maju dalam Hidup.
- Lebih Menerima Keadaan Hidup Saat Ini.
- Ajarkan Arti Kedewasaan dalam Mengambil Sikap.
- Belajar Memahami Jalan Pikiran Orang Lain.
- Menghargai dan Menghormati Hak-hak Orang Lain.
- Mengetahui Kebaikan yang Dilakukan Orang Lain.
Terdapat beberapa hikmah terkait anjuran berkurban di hari Idul Adha atau hari-hari Tasyriq ini. Disebutkan dalam Darul Ifta’ Al-Mishriyah, setidaknya ada 3 ( tiga ) hikmah mengapa dianjurkan untuk berkurban di hari Idul Adha.
Pertama, untuk bersyukur kepada Allah atas berbagai nikmat yang telah Dia berikan kepada kita. Di antara bentuk bersyukur kepada Allah adalah mengikuti perintah-Nya dengan cara berkurban di hari Idul Adha. Ini karena berkurban di hari Idul Adha termasuk bagian dari perintah-Nya.
Perintah untuk berkurban ini sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surah Al-Kautsar berikut:
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Kedua, untuk menghidupkan ajaran atau sunnah Nabi Ibrahim. Sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Ibrahim pernah diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail. Menerima perintah tersebut, Nabi Ibrahim dengan sabar hendak melaksanakan perintah tersebut. Namun perintah tersebut akhirnya dibatalkan oleh Allah dan sebagai gantinya Nabi Ibrahim diperintah untuk menyembelih kambing di hari Idul Adha.
Ketiga, menyembelih hewan kurban termasuk bagian dari perantara untuk melapangkan rizki kepada diri sendiri, keluarga, tetangga, teman dan orang fakir miskin di hari Idul Adha. Dan melapangkan rizki, baik kepada diri sendiri, keluarga, tetangga dan bersedekah kepada fakir miskin merupakan ajaran dan sunnah yang telah dilakukan oleh Nabi SAW.
Kesimpulan
hikmah akan membuahkan ilmu, bahkan amalan. Oleh karenanya, hikmah ditafsirkan dengan ilmu yang bermanfaat dan amalan saleh. Beliau rahimahullah juga mengatakan, “Hikmah adalah ilmu yang benar dan pengetahuan akan berbagai hal dalam Islam. Orang yang memiliki hikmah akan mengetahui rahasia-rahasia di balik syari’at Islam. Jadi, orang bisa saja ‘alim (memiliki banyak ilmu), tetapi belum tentu memiliki hikmah. Hikmah berkonsekuensi memiliki ilmu dan amal. Hikmah dapat diartikan dengan ilmu dan amal saleh.” (Tafsir As-Sa’di, hlm. 686)
Berkurban di Hari Idul Adha dari Uraian diatas dapat di rinci tentang :
1. Kekuasan Allah ( Tauhid )
Perintah Allah berupah Suruan,Larangan, dan Kebolehan
2. Kekuasan Individu( Penguasan Diri/ Tingka laku )