Hikmah Berkurban di Hari Idul Adha
Hikmah Berkurban--
Penulis : Albar S Subari .SH,SU
Sebagai Mantan Dosen Luar Biasa Universitas Serasan dan Zainul Marzadi adalah Dosen Universitas Serasan
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Pada bulan Dzulhijjah, Tepatnya pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah, nantinya akan ditetapkan sebagai hari istimewa berupa Hari Idul Adha. Tahun ini insyak Allah ,bertepatan tanggal 17 Juni 2024. Setelah melaksanakan salat ied, nantinya umat muslim akan berbondong-bondong menyaksikan atau bahkan mengikuti prosesi penyembelihan hewan kurban di lingkungan mereka terdapat banyak ragam ibadah yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh seluruh kaum muslim, mulai dari puasa yang dimulai dari tanggal 1 hingga 9, melakukan shalat Idul Adha, melakukan ibadah kurban dan lainnya. Khusus mengenai ibadah kurban, seluruh kaum muslimin dianjurkan untuk berkurban di hari Idul Adha atau hari-hari Tasyriq jika mereka mampu.
Diceritakan pada kala itu, Nabi Ibrahim yang telah berusia lanjut (terdapat suatu riwayat yang menyatakan bahwa usia Beliau mencapai 85 tahun) bersama istrinya, Siti Hajar, belum dikaruniai seorang anak. Nabi Ibrahim sangat menginginkan kehadiran seorang anak laki-laki supaya kelak dapat meneruskan perjuangannya dalam menegakkan syiar ajaran Allah SWT di muka bumi ini. Untuk membahas peristiwa Hikmah Berkurban di Idul Adha ini.Kita Harus mengunakan Ilmu Hikman sebagai landasan Filosofinya.
Setiap hari, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT supaya segera diberikan keturunan. Saking tekunnya Beliau dalam berdoa, doanya diabadikan dalam Al-Quran, yakni pada surah Ash-Shaffat ayat 100:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
Artinya: Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim pun membawa Siti Hajar ke Mekah untuk tinggal disana. Keduanya melangsungkan pernikahan dan beberapa saat setelah itu, Siti Hajar mengandung hingga lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail. Peristiwa akan lahirnya anak laki-laki Nabi Ibrahim ini juga dituliskan dalam Al-Quran, yakni pada surah Ash-Shaffat ayat 101.
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
Artinya: Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar (bernama Ismail).
Sayangnya, kebersamaan Nabi Ibrahim dengan anak dan istrinya tidak dapat dirasakan dalam waktu yang lama. Sebab, Allah SWT memerintahkan Beliau untuk segera kembali ke istri pertamanya, yakni Siti Sarah di kota Yerusalem. Namun, meskipun begitu, Nabi Ibrahim dan Siti Hajar tetap ikhlas dan tawakkal dalam menerima perintah-Nya. Bahkan, Allah SWT juga mengabadikan peristiwa tersebut ke dalam Al-Quran, yakni pada Quran Surat Ibrahim ayat 37.
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezeki lah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Dari ke 3 ( tiga ) ayat diatas sebagai landasanya maka Hikmah Kurban akan dibahas:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hikmah artinya arti atau makna yang dalam. Hikmah artinya makna yang terkandung di balik suatu peristiwa
Kata ahli tafsir, hikmah terambil dari kata (حكم) hakama, yang pada mulanya berarti menghalangi. Dari akar kata yang sama dibentuklah kata yang bermakna kendali, yakni sesuatu yang fungsinya mengantar kepada yang baik dan menghindarkan dari yang buruk. Untuk mencapai maksud tersebut diperlukan pengetahuan dan kemampuan menerapkannya
Menurut Muhammad Quraish Shihab, hikmah artinya juga diambil dari kata hakama yang pada awalnya berarti menghalangi. Dari awal mula kata yang sama maka dibentuklah kata yang memiliki makna kendali, yaitu sesuatu yang fungsinya mengantarkan kepada yang baik serta menghindarkan yang buruk. Untuk mencapai maksud tersebut maka diperlukan pengetahuan serta kemampuan untuk menerapkannya.