Menahan Krisis Identitas Remaja

--

Dalam keseharian, mungkin ada hal yang dipikirkan dan bingung akan melakukan apa. Maka orangtua sangat dibutuhkan perannya untuk berada di sisi anak untuk mendampingi ketika krisis terjadi.

Akan tetapi, masalah kepribadian ini tak jarang malah mengakibatkan dampak lainnya. Misalnya seperti stres hingga depresi pada remaja yang berkepanjangan bagi beberapa anak.

Konflik dalam diri terkait identitas dan kehidupan biasanya hadir di kelompok usia remaja dan paruh baya.

Nyatanya tidak hanya itu saja, masalah kepribadian ini bisa terjadi pada siapa pun, terlepas dari berapa usianya dan apa latar belakang kehidupannya. Masa remaja merupakan

keadaan yang bisa dibilang cukup krusial karena ada berbagai hal untuk dipelajari. Dimulai ketika masa puber sehingga terjadi perubahan fisik.

Ada kemungkinan, anak akan merasa tidak nyaman atau atau tidak percaya diri dengan hal tersebut. Apalagi kalau ia tidak menghadapi masa adaptasi yang baik maka bisa terjadi tahap awal krisis identitas pada remaja.

Mayoritas penyebab krisis identitas pada remaja berasal dari tekanan hidup, sehingga mengakibatkan stres dan depresi. Hal-hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya krisis identitas adalah:

  • Masalah akademik
  • Tekanan karena pergaulan
  • Perceraian orangtua
  • Mengalami peristiwa traumatis
  • Kehilangan orang yang dicintai
  • Kehilangan pekerjaan Dan masalah mendalam lainnya

Hampir semua masalah tersebut sedikit banyak dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari. Termasuk dapat memengaruhi cara remaja melihat dan menilai diri sendiri.

Orangtua perlu tahu bahwa kunci utama ketika anak mengalami krisis identitas adalah mampu melepaskan semua “beban” yang tertahan di pikiran dan diri terlebih dulu.

Sebab terkadang, persepsi orang lain tanpa sadar dapat memengaruhi perilaku. Hindari untuk berpikir mengenai hal-hal yang justru bisa menjatuhkan semangat dalam beraktivitas.

Ingat, setiap orang punya kemampuan dan keterbatasannya masing-masing. Jangan lupa untuk selalu mencari kebahagiaan sebagai “makanan” untuk hati dan pikiran.

Menghadapi krisis identitas pada remaja memang butuh proses yang tidak singkat dan mudah. Orangtua juga perlu menyemangati anak dan mendukung menemukan hal yang disukainya dalam hidup.

Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan bergabung dalam kegiatan sosial, menekuni hobi, atau ikut dalam komunitas tertentu yang lebih sesuai dengan passion.

Tidak hanya sekadar membuat diri menjadi lebih baik, cara tersebut setidaknya akan membantu remaja bisa melihat perspektif lainnya serta agar lebih bersyukur dalam hidup.

Lambat laun, energi positif dari lingkungan sekitar bisa meredakan stres dan krisis identitas pada remaja yang sedang dialami.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER