Budaya Siswa peduli Guru Tergerus Aturan

#Siswa Memberi Hadiah Dibilang Gratifikasi --

#Siswa Memberi Hadiah Dibilang Gratifikasi 

PRABUMULIH POS- Akhir akhir ini, dunia pendidikan sedang tidak baik-baik saja. Banyak aktivitas yang dibatasi oleh aturan, daripada biasanya terkadang tidak adil. Karena yang menerima aturan kadang bukan pelaku yang harusnya disasar untuk diubah.

Aturan membatasi sebagian besar pelaku pendidikan untuk berhenti berinovasi dan berbuat. Bahkan Akhir akhir ini menjelang hari raya Idul Fitri, salah seorang Guru dari Kota Bawah timur Provinsi Aceh, di lamun facebooknya atas nama Aprilih, beropini bahwa saat ini budaya siswa yang peduli pada siswa sudah digerus oleh aturan.

Hal ini menyusul tidak adanya Tunjangan hari raya (THR) untuk guru honorer dan maraknya siswa memberi hadiah kepada guru, yang dinilai sebagai gratifikasi seolai merugikan negara dan sangat berbhaya.

BACA JUGA:Mengenal Manfaat Koyo untuk Meredakan Nyeri: Pilihan Ampuh dan Praktis, Wajib Coba!

Padahal hal tersebut merupakan wujud kepedulian dan rasa Terima kasih, serta rasa cinta dan kasih sayang seorang murid kepada gurunya, yang telah mendidiknya saat di bangku sekolah.

Kira kira begini pendapatnya.

Berapa kerugian negara akibat gratifikasi dari anak yang memberikan hadiah kepada kami sebagai guru, kebijakan apa yang bisa kami buat sehingga bisa merugikan negara. kalau anda anggap bahwa oh nanti guru akan memberikan nilai yang tidak fair kepada kepada siswa, rendah kali ya kita dinilainya

 jadi ketika kita dikasih hadiah terus kita akan kasih nilai tinggi kepada anak murid kita.? kalau saya tanya siapa guru yang tidak pernah memberikan nilai tambahan kepada muridnya.? semua guru pasti pernah melakukan itu terlepas dari dia pernah mendapatkan hadiah atau tidak.

Terlepas dia tidak pernah mendapatkan hadiah atau bahkan siswa itu menyakiti hati guru, dia tetap akan memberikan nilai tambahan kepada anak muridnya.

tapi okelah anggaplah THR itu janganlah Anda berikan kepada guru yang sudah PNS. dan saya lucu juga, Negara ini mengkotakkan guru. ada guru honorer ada guru P3K ada guru PNS, itu kan dikotakkan bahkan pakaiannya dibedakan.

Bayangkan jika siswa seluruh Indonesia buat gerakan memberi THR guru honorer yang hari ini tidak menerima THR. Sebenarnya guru itu sama, syukur-syukur kalau ada guru PNS yang dapat THR kemudian menyisihkan sebagian THR-nya untuk dibagikan kepada guru honorer buat gerakan THR untuk guru honorer itu. mereka nggak akan kena gratifikasi.

"Menurut saya kata gratifikasi itu aja udah sangat jahat, jika hadiah itu diberikan kepada guru sebagai ungkapan sayang, ungkapan sayang seorang anak, ungkapan Terima kasih dari siswa kepada gurunya dianggap sebagai gratifikasi, itu terlalu jahat," bebernya.

Dia menjelaskan bahwa saat ini budayanya sudah hilang, sudah tergerus oleh peraturan. "terlalu jahat kata-kata gratifikasi itu diberikan kepada guru, karena dia tidak punya kebijakan apapun yang bisa merugikan negara dan semoga ini bisa berubah semuanya sistemnya dan juga anggapan-anggapan masyarakat. kita kembalikan harga diri dan Marwah guru di tengah masyarakat agar negara kita ini berkah, Terima kasih," tutupnya.(*)

Tag
Share
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER