Melirik Aktivitas Industri Hulu Serat Nanas di Koperasi Miwa Pineapple Prabumulih
Proses produksi nanas menjadi serat--
Sampai saat ini, jumlah permintaan pengiriman ke Singapore dan Malaysia masih terus berjalan. Rata-rata pengiriman 300 hingga 500 kg per bulan, sesuai permintaan. Untuk terus bisa menjalankan aktivitas industry hulu pembuatan serat nanas, Koperasi Miwa menjadi mitra BRI, bukan hanya untuk pinjaman modal agar aktivitas terus berjalan, namun juga kemitraan untuk promosi tentang hasil produksi anggota Koperasi.
Seperti baru-baru ini, dalam rangka Ulang tahun BRI dan beberapa kali pameran pada acara tertentu Miwa difasilitasi untuk promosi hasil kerajinan khas Kota Prabumulih ini. Menjadi bagian dari penerima manfaat dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI, Koperasi Miwa bisa menjalankan usaha industry hulu pembuatan serat nanas untuk menambah penghasilan anggotanya.
Apalagi saat ini kualitas serat nanas hasil produksi Koperasi Miwa sudah memiliki spek standar permintaan Singapore dan Malaysia. Dalam menjalankan usaha ini, pengelola koperasi tidak main-main. Untuk mendapatkan serat berkualitas, pihaknya juga bekerja sama dengan pihak akademisi seperti Universitas Gajah Mada, Universitas Lampung, Institut Pertanian Bogor dan pihak lainnya.
“serat kita sudah di uji lab terkait serat berbaya dan kadar air yang semuanya sudah aman dan ramah lingkungan. Jadi harapan kita lambat laun serat nanas ini menjadi mata pencarian utama masyarakat Kota Prabumulih yang dimulai dari industry hulunya,” harap Agus.
Qulaity control Koperasi Miwa Pinaple Prabumulih, Sudarusman menambahkan, saat ini pihaknya masih dalam tahap pelatihan dengan tim pengrajin dari Bali,untuk meningkatkan aktivitas jual beli agar bisa menghidupkan usaha ini, hingga menjadi usaha utama di Kota Prabumulih.
Dengan mengorbankan banyak bahan baku sebagai bahan riset, dan sudah mengeluarkan modal besar, pengurus Koperasi Miwa Pineaplle berharap agar tujuan mulia mereka bisa tercapai. Saat ini mereka sedang memikirkan industry hilir, turunan dari serat nanas agar lebih cepat masuk pasaran, dan penjualan lebih cepat. Karna jika hanya produksi sebatas serat nanas, hanya melempar di Singapore dan Malaysia sedikit-sedikit ke rekanan di Wonosobo, Kediri dan Subang.
Saat ini serat nanas Kota Prabumulih, sudah go internasional tentu diharapkan menjadi andalan di dalam Kota asal, dan Koperasi Miwa Pineaplle akan menalin kerja saja untuk mengambil projek pembuatan batik nanas khas Kota Prabumulih sebagai seraman PNS di lingkungan Pemerintah Kota Prabumulih yang dipakai setiap hari kamis. Saat ini batik yang digunakan adalah batik bercorak nana, harapan mereka benar benar batik dari serat nanas dan juga dikasih corak nanas.
“kita sudah berdiskusi dengan pihak BRI, dan BRI siap mendukung upaha ini. Meski namanya pinjaman, namn kita berharap pihak Pemerintah tetap mensuport dan BRI menjadi solusi pendanaan kita. Inilah peran BR dalam memberi makna Indonesia membesarkan UMKM melalui program KUR BRI,” tukasnya.(ek)