PLN Dapat Hibah Rp 15,6 Miliar untuk Studi Infrastruktur EBT di Wilayah 3T

Foto: dok. PLN--

Jakarta - PT PLN (Persero) mendapat dana hibah senilai US$ 1 juta atau Rp 15.680.050.000 (kurs Rp 15.680) dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency (USTDA).

Dana tersebut untuk mendukung studi kelayakan pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan (EBT) di 5 daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) di Indonesia Timur.

BACA JUGA:Komisaris Independen Garuda Thomas Oentoro Mundur, Ada Apa?

Diketahui pertukaran dokumen Grant Agreement 'The Indonesia Net Zero World Renewable Energy Mini-Grid' telah ditandatangani oleh kedua pihak bertempat di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (12/2).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan kemitraan penting dalam upaya memajukan transisi energi di RI. Utamanya untuk mendukung langkah pemerintah yang telah mengumumkan target Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emissions (NZE) di 2060.

BACA JUGA:Dua Proyek Infrastruktur yang Dititipkan Basuki ke Presiden Terpilih Nanti

"Kolaborasi sangat penting untuk mempercepat transisi energi di Indonesia. Kemitraan ini tentu saja sejalan tujuan PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dalam rangka mewujudkan Net Zero Emissions," kata Darmawan dalam keterangan tertulis, Rabu (14/2/2024).

Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly menambahkan dana hibah yang diberikan USTDA akan digunakan untuk membiayai layanan jasa yang diperlukan dalam persiapan studi kelayakan teknis dan ekonomi proyek mini-grid EBT Indonesia di wilayah 3T Indonesia Timur.

BACA JUGA:Pemilu Serentak 2024, Pj Sekda Prabumulih Salurkan Hak Pilih di TPS 008

Kegiatan ini mencakup desain solusi teknik yang terperinci, evaluasi dampak ekonomi, lingkungan, hingga dampak lain dari pembangkit listrik EBT ketika dijalankan. Studi ini dinilai penting untuk menganalisis dan mendukung langkah PLN dalam menyiapkan proyek EBT di wilayah 3T.

"Lewat kolaborasi ini kita ingin meningkatkan akses kelistrikan di lima wilayah 3T menjadi 24 jam lewat dukungan energi hijau. Saya harap kolaborasi ini menjadi langkah awal yang bisa membawa pengaruh besar bagi masyarakat Indonesia," tutur Sinthya.

Bersama USTDA, pihaknya berencana mengembangkan pembangkit hibrida yang menggabungkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) existing dan Solar PV serta battery storage di lima lokasi 3T potensial di Indonesia Timur.

BACA JUGA:Pajak Miliaran Diturunkan

"Kami berkomitmen menjalankan roadmap transisi energi berdasarkan trilemma energy, yaitu energy security, energy equity, environmental sustainability. Lewat studi dan pengembangan yang berkualitas kami optimis pendistribusian EBT dapat dilakukan dengan adil, terjangkau, dan dapat diterima masyarakat secara andal serta berkualitas," imbuh Sinthya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER