Yusrina : Jika Guru Hebat, Maka Indonesia Pasti Kuat
Yusrina narasumber literasi --
PALEMBANG, - TBM Rumah Literasi Abi Afgan menyelenggarakan perayaan Hari Guru Nasional 2025, melalui kegiatan Bincang Literasi dan Bedah Buku yang berlangsung di Gramedia World Km 7 Palembang, Minggu (30/11/2025).
Mengusung tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”, kegiatan ini menghadirkan para pegiat literasi, guru, dan tokoh pendidikan dari berbagai daerah di Sumatera Selatan.
Sejumlah narasumber berpengaruh turut hadir, di antaranya Sapril, SS MPd, Founder TBM Rumah Literasi Abi Afgan; Eka Karolina, M.Pd dari MI Darussalam Palembang.
Melna Guitari, MPd pemilik PKBM Bimbel Arasyid, Ummi Susi selaku pengkisah dan pembina Duta Literasi Remaja Sumsel, Ismi Syahidah MPd English Language Instructor Loka Edukasi Bestari.
BACA JUGA:Epy Kusnandar, Kang Mus 'Preman Pensiun' Tutup Usia
BACA JUGA:Solidaritas dari Sekolah, SDIT Al Malik Prabumulih Himpun Donasi untuk Korban Banjir Sumatera
Ada juga Erna Wiltoni SPd Gr dari Forum Guru Literasi Sumsel dan Basaria Sitorus SPd Gr dari Komunitas Kota Kata, dan Riyadi SPd Gr CPS dan para duta literasi remaja Sumsel.
Salah satu narasumber yang menjadi sorotan adalah Yusrina SPdI, guru SMK Kesehatan Attahiriyah Palembang dan anggota Komunitas Rumah Pintar Aleena Ogan Ilir.
Dalam sesi materinya, Yusrina banyak menyoroti peran guru di tengah perkembangan generasi Z yang membutuhkan pendekatan lebih hangat dan humanis.
Yusrina menegaskan bahwa guru pada era ini tidak lagi cukup hanya menjadi sosok yang disegani. “Guru yang dirindui membuat siswa merasa nyaman dan memiliki rasa memiliki. Kalau hanya disegani, mereka datang ke sekolah karena takut, bukan karena ingin belajar,” ujarnya di hadapan peserta.
BACA JUGA:Pemutihan Pajak Sampai 17 Desember, Samsat Prabumulih Ingatkan Warga Manfaat Waktu
BACA JUGA:Tingkatkan Kapasitas Aparatur, Pemkot Prabumulih Gelar Bimtek PPID dan SP4N-LAPOR! 2025
Ia menjelaskan bahwa kedekatan itu lahir ketika guru mampu memahami dan mendengar murid, bukan menggurui atau menekan. Menurutnya, guru harus menjadi sosok yang hadir sebagai pendamping, bukan sebagai sumber tekanan bagi siswa.
“InsyaAllah, jika kita berjalan beriringan, proses belajar akan lebih ringan dan bermakna,” kata Yusrina.

