Cegah Stunting, Program MBG di Prabumulih Mulai Sasar Ibu dan Balita

Cegah Stunting, Program MBG di Prabumulih Mulai Sasar Ibu dan Balita--Foto: Prabupos
PRABUMULIH, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Program pemerintah pusat dalam menyalurkan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Prabumulih tak hanya menyasar ke anak sekolah.
Di wilayah Kecamatan Prabumulih Timur dan Prabumulih Selatan, program MBG juga sudah disalurkan ke ibu hamil, balita dan ibu menyusui.
Di Kecamatan Prabumulih Selatan, setidaknya sudah 60 warga yang merasakan program dari Presiden Prabowo. Dimana program ini bertujuan untuk mencegah stunting.
"Waktu launching ada 60 orang, yakni di Posyandu balita kutilang," kata Camat Prabumulih Selatan Sukarno SH.
BACA JUGA:Kabar Gembira! Tahun 2026, Linmas Prabumulih Dapat Perlindungan Penuh BPJS Ketenagakerjaan
BACA JUGA:Pemkot Prabumulih Hadirkan Pasar Murah di Rambang Senuling, Harga Pangan Lebih Ringan untuk Warga
Disampaikannnya, adapun rincian penerima di Posyandu Kutilang RT 03 RW 03 yakni, Balita 41 orang, ibu menyusui 17 orang. Dan ibu hamil 2 orang. "Jadi totalnya 60 penerima," tuturnya.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, mengungkapkan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini telah menjangkau sekitar 49 persen kelompok sasaran utama, yakni ibu hamil, ibu menyusui, serta balita non-PAUD (3B).
“Perkembangannya cukup menggembirakan. Kalau dulu baru 10 hingga 20 persen, sekarang sudah mencapai 49 persen dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Artinya, ada hampir 281 ribu penerima manfaat khusus untuk kelompok 3B,” jelas Wihaji saat ditemui di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, belum lama ini.
Ia menekankan bahwa pemberian makanan bergizi pada kelompok sasaran ini sangat penting untuk mencegah stunting. Pasalnya, periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau usia 0–2 tahun menjadi masa emas yang menentukan kualitas tumbuh kembang anak.
BACA JUGA:Pemkot Prabumulih Dorong Warga Produktif Lewat Sosialisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan
“Masalah stunting itu salah satunya dipengaruhi oleh asupan gizi. Karena itu, intervensinya harus dimulai sejak hulu, yakni dari ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi di bawah dua tahun. Untuk balita non-PAUD juga tetap dijalankan, sementara untuk anak PAUD nantinya menjadi tanggung jawab Kemendikdasmen,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana juga menyampaikan bahwa hingga saat ini Program MBG telah menyentuh sekitar 8,2 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Penerima tersebut mencakup siswa PAUD hingga SMA, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.