PEP Adera Field Dorong Budaya K3

Warga Baturaja Antusias Ikuti Sertifikasi Keselamatan Kerja

PRABUMULIH – Keselamatan kerja bukan lagi sekadar isu industri besar. PT Pertamina EP (PEP) Adera Field membuktikan hal itu lewat penyelenggaraan Program Sertifikasi K3 Umum yang digelar di Balai Desa Baturaja, Kecamatan Empat Petulai Dangku, Kabupaten Muara Enim, pada Senin (25/8/2025)

Kegiatan yang berlangsung tiga hari penuh ini langsung menyedot perhatian puluhan peserta dari berbagai lapisan masyarakat. 

Mulai dari pemuda desa, perangkat pemerintahan, hingga tenaga kerja lokal, semuanya antusias mengikuti pelatihan intensif sebelum menjalani ujian sertifikasi resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Program ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan juga upaya membangun budaya keselamatan dari tingkat lokal. Materi yang diberikan mencakup teori dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), simulasi lapangan, hingga praktik penanganan risiko sehari-hari.

Sekretaris Camat Empat Petulai Dangku, Sabriansyah, menyebut inisiatif tersebut sebagai terobosan penting.

“Bagi masyarakat kami, sertifikasi K3 adalah hal baru. Program ini membuka wawasan dan meningkatkan daya saing tenaga kerja desa. Lebih dari itu, masyarakat jadi sadar bahwa keselamatan adalah bagian penting dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Salah satu peserta, Tomi, mengaku mendapatkan pengalaman baru yang berharga.

“Awalnya saya pikir K3 hanya relevan untuk pekerja industri besar. Tapi sekarang saya sadar, prinsip keselamatan bisa diterapkan di mana saja. Dengan sertifikat ini, saya jadi lebih percaya diri, dan tentunya lebih siap jika ada peluang kerja di sektor yang membutuhkan tenaga bersertifikasi,” ungkapnya.

Kesaksian para peserta menjadi bukti nyata bahwa sertifikasi K3 mampu membuka jalan bagi peningkatan kompetensi dan kesempatan kerja, sekaligus melahirkan agen-agen keselamatan di masyarakat.

Manajer Community Involvement and Development (CID) PHR Regional 1 Sumatra, Iwan Ridwan Faizal, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi besar perusahaan untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Keselamatan adalah fondasi dari kesejahteraan. Dengan sertifikasi yang diakui secara nasional, masyarakat desa memiliki keterampilan yang lebih baik sekaligus peluang ekonomi yang lebih luas. Harapan kami, Desa Baturaja bisa menjadi contoh desa dengan budaya K3 yang kuat, baik di lingkungan kerja maupun kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Bagi Pertamina, kegiatan ini sejalan dengan penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Perusahaan tidak hanya berfokus pada kinerja migas, tetapi juga mendorong pembangunan berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat.

Melalui program ini, PEP Adera Field menempatkan desa sebagai mitra utama dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan produktif. Keterlibatan masyarakat lokal tidak hanya memperkuat jejaring sosial, tetapi juga membangun sinergi jangka panjang antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah hingga tokoh masyarakat. Kehadiran program sertifikasi K3 di tingkat desa diyakini mampu menjadi katalis perubahan, di mana keselamatan tidak lagi dianggap beban, melainkan kebutuhan dasar setiap warga.

Sebagai informasi, PEP Zona 4 yang membawahi PHE Ogan Komering dan PHE Raja Tempirai merupakan bagian dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Zona ini mengelola tujuh wilayah kerja migas yang tersebar di 258 desa, 45 kecamatan, dan 12 kabupaten/kota di Sumatera Selatan, termasuk Prabumulih, Palembang, Muara Enim, PALI, Lahat, Musi Banyuasin, dan Banyuasin.

Dengan cakupan wilayah yang luas, komitmen terhadap keselamatan, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat menjadi bagian integral dari strategi keberlanjutan perusahaan.

Langkah PEP Adera Field menggelar sertifikasi K3 di Desa Baturaja menjadi bukti nyata bahwa budaya keselamatan bisa dibangun dari desa, untuk Indonesia yang lebih aman dan produktif.

Program ini bukan hanya meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal, tetapi juga menginspirasi bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama, dari industri hingga masyarakat akar rumput.(*)