Modus Penipuan Social Engineering: Jangan Sampai Jadi Korban!

penipuan online--

 

KORANPRABUMULIHPOS.COM – Dunia kejahatan digital tidak melulu soal peretasan sistem secara langsung. Ada pula metode penipuan yang jauh lebih licik, yakni social engineering, yang mengandalkan manipulasi psikologis terhadap manusia.

 

Jika hacker umumnya menyerang lewat celah sistem, maka pelaku social engineering justru menyasar sisi emosional atau kepercayaan korban. Dalam banyak kasus, trik ini digunakan sebagai langkah awal untuk menyusup ke jaringan perusahaan melalui karyawan, dan berujung pada peretasan data sensitif.

 

Tak hanya perusahaan, social engineering juga menyasar masyarakat umum. Pelaku kerap menyamar dalam bentuk event palsu, kegiatan amal fiktif, hingga undian yang sebenarnya tipuan. Menurut laporan dari TrendMicro, praktik semacam ini terus meningkat belakangan ini.

 

“Tujuan utama social engineering sejatinya sama dengan hacking, yaitu mengakses sistem atau informasi tanpa izin, untuk aksi penipuan, penyusupan, pencurian data, hingga sabotase jaringan,” ujar TrendMicro.

 

Target utama dari social engineering antara lain penyedia layanan telekomunikasi, institusi keuangan, lembaga pemerintahan, perusahaan besar, hingga rumah sakit. Pelaku biasanya mengelabui karyawan untuk menjalankan malware, mengeklik tautan berbahaya, atau tanpa sadar membocorkan data internal.

 

Bukan hanya perusahaan, individu pun bisa jadi sasaran. Modus yang digunakan sering memanfaatkan platform digital seperti Facebook, Instagram, X (Twitter), hingga email. Mereka membuat konten yang terlihat meyakinkan namun palsu, menggiring korban untuk mengisi data pribadi tanpa sadar.

 

“Konten viral dan informasi umum di media sosial menjadi senjata efektif untuk memikat korban. Mereka sering memanfaatkan musim promo, berita selebriti, hingga bencana alam untuk membuat jebakan,” jelas Myla Pilao, Director TrendLabs, TrendMicro.

 

Riset menunjukkan, 35% konsumen di Asia Pasifik mengaku bahwa lebih dari 10% pengeluaran bulanan mereka dilakukan secara online—membuat mereka rawan terkena jebakan social engineering, terutama lewat promosi palsu dan penawaran bombastis.

 

Myla menambahkan, masyarakat sebaiknya tetap waspada meskipun tergiur oleh promo-promo menarik. Tawaran diskon besar, hadiah langsung, dan kupon online kini sering dijadikan alat penipuan oleh pelaku cyber.

 

Secara umum, teknik social engineering bekerja dengan memanfaatkan emosi korban seperti rasa panik, senang berlebihan, atau cemas. Taktik ini menyasar mereka yang tidak waspada saat menjelajahi dunia maya.

 

“Gunakan solusi keamanan digital yang andal, dan jangan sembarangan membuka link, email, atau mengunduh lampiran dari pihak yang tidak dikenal,” tegas Myla.

 

Intinya, selalu pertanyakan jika suatu informasi terdengar terlalu indah untuk jadi kenyataan. Berpikir kritis dan teliti sebelum mengeklik link atau memberikan informasi sangatlah penting, bahkan jika pesan itu datang dari seseorang yang Anda kenal.

 

Penipu kerap menyebar jebakan secara acak, menyamar dalam bentuk peluang bisnis, lowongan kerja, atau konfirmasi dari ‘klien’. Jangan terburu-buru—periksa dengan cermat sebelum menanggapi!

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan
IKLAN
PRABUMULIHPOSBANNER