Project Kuiper Tambah Kekuatan, Siap Lawan Dominasi Starlink

--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Amazon semakin serius dalam mengembangkan layanan internet berbasis satelit melalui proyek ambisiusnya, Project Kuiper. Pada Senin (23/6) waktu setempat, perusahaan milik Jeff Bezos ini berhasil meluncurkan 27 satelit baru ke orbit rendah Bumi (LEO) menggunakan roket Atlas V dari Cape Canaveral, Florida.
Peluncuran bertajuk Kuiper 2 ini menambah total satelit aktif Kuiper menjadi 54 unit, menandai langkah strategis Amazon dalam menyaingi dominasi Starlink milik Elon Musk. Peluncuran berlangsung lancar meski sebelumnya sempat tertunda akibat kendala teknis pada pendorong roket.
Ambisi Amazon Bangun Jaringan 3.236 Satelit
Kuiper 2 hanyalah satu dari rangkaian besar peluncuran yang direncanakan Amazon. Dalam beberapa tahun ke depan, perusahaan menargetkan sekitar 80 misi peluncuran untuk membangun konstelasi hingga 3.236 satelit di orbit rendah Bumi. Langkah ini menjadi bagian dari strategi untuk menyediakan layanan internet global yang cepat dan stabil.
Untuk mewujudkannya, Amazon menggandeng berbagai mitra peluncuran, termasuk:
-
8 peluncuran menggunakan roket Atlas V dari Lockheed Martin,
-
38 misi dengan roket Vulcan Centaur dari United Launch Alliance,
-
serta roket Blue Origin milik Bezos sendiri.
Menariknya, SpaceX—yang juga merupakan pesaing utama lewat Starlink—juga akan ikut membantu dalam peluncuran satelit Kuiper di masa mendatang.
Amazon harus bergerak cepat. Komisi Komunikasi Federal (FCC) mengharuskan perusahaan untuk menempatkan setengah dari total satelitnya di orbit paling lambat pertengahan 2026. Jika gagal, lisensi bisa saja terancam, sehingga setiap peluncuran menjadi sangat krusial.
Meski ambisi Amazon sangat besar, Starlink masih memimpin dari berbagai sisi: frekuensi peluncuran, infrastruktur perangkat keras, dan basis pengguna global. Starlink bahkan bisa meluncurkan satelit lebih dari sekali seminggu.
Namun, Amazon punya keunggulan lain. Dengan dukungan finansial kuat, ekosistem e-commerce yang masif, serta pengaruh ritel global, Project Kuiper berpotensi memperluas jangkauan lebih cepat begitu konstelasi satelitnya aktif sepenuhnya. (*)