Waspada Leptospirosis! Penyakit Kencing Tikus yang Mengintai Saat Musim Hujan

Reporter: Ros |

Editor: Ros Suhendra |

Selasa , 24 Jun 2025 - 21:03

Waspada Leptospirosis--Kolase Prabupos

Babi

Hewan liar lain seperti rakun dan opossum

Bakteri ini dapat bertahan hidup di air tawar atau tanah lembap selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Saat musim hujan, risiko penularan meningkat karena banyaknya genangan air yang bisa menjadi media penyebaran.

Aktivitas yang meningkatkan risiko terkena leptospirosis antara lain:

Bekerja di area pertanian, peternakan, atau pengolahan limbah

Bermain atau berjalan di genangan air

Membersihkan rumah pasca banjir tanpa pelindung

Berkebun tanpa alas kaki

Berkemah atau berenang di danau atau sungai yang tercemar

Gejala dan Dampak Leptospirosis

Leptospirosis sering kali sulit dikenali karena gejalanya mirip dengan penyakit flu atau demam berdarah. Gejala umum meliputi:

waspada leptospirosis! penyakit kencing tikus yang mengintai saat musim hujan                            koranprabumulihpos.com - di tengah maraknya penyakit musiman yang datang silih berganti, satu penyakit yang kerap luput dari perhatian masyarakat namun sangat berbahaya adalah leptospirosis. 
meski tak sepopuler demam berdarah atau influenza, leptospirosis menyimpan ancaman serius yang dapat merenggut nyawa bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat. penyakit ini pun bisa menyerang siapa saja, terutama di daerah tropis dan saat musim hujan tiba.
apa itu leptospirosis?
leptospirosis adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh leptospira, yaitu bakteri berbentuk spiral yang bisa ditemukan pada air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi. 
penyakit ini kerap disebut juga sebagai penyakit kencing tikus, karena tikus merupakan salah satu hewan pembawa utama bakteri ini.
baca juga:gaming maraton bisa picu serangan jantung, ini kasus nyatanya
baca juga:mitos atau fakta: jus jambu biji untuk penanganan demam berdarah
penyebaran leptospirosis terjadi saat manusia melakukan kontak langsung dengan air, lumpur, atau lingkungan yang tercemar bakteri leptospira. 
penularan paling sering terjadi saat seseorang memiliki luka terbuka, atau melalui selaput lendir seperti mata dan mulut yang terkena air banjir, genangan air, atau tanah basah yang telah tercemar.
penyebab leptospirosis
penyebab utama leptospirosis adalah bakteri leptospira interrogans, yang menyebar melalui urine hewan-hewan yang terinfeksi, terutama:
tikus
anjing
sapi
babi
baca juga:9 bahan alami yang efektif atasi jamur kulit dan kurap
baca juga:tips ampuh mencegah alergi udang kambuh lagi
hewan liar lain seperti rakun dan opossum
bakteri ini dapat bertahan hidup di air tawar atau tanah lembap selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. saat musim hujan, risiko penularan meningkat karena banyaknya genangan air yang bisa menjadi media penyebaran.
aktivitas yang meningkatkan risiko terkena leptospirosis antara lain:
bekerja di area pertanian, peternakan, atau pengolahan limbah
baca juga:jangan asal cukur! ini cara mencukur ketiak yang benar dan aman
baca juga:kemarau basah melanda indonesia, waspadai dampaknya terhadap kesehatan kulit
bermain atau berjalan di genangan air
membersihkan rumah pasca banjir tanpa pelindung
berkebun tanpa alas kaki
berkemah atau berenang di danau atau sungai yang tercemar
gejala dan dampak leptospirosis
leptospirosis sering kali sulit dikenali karena gejalanya mirip dengan penyakit flu atau demam berdarah. gejala umum meliputi:
baca juga:berani coba? ini inovasi unik menyantap jeroan dengan lemon dan buah segar
baca juga:sering sakit pinggang kanan? ini penyebab dan solusi alaminya
demam tinggi mendadak
sakit kepala hebat
nyeri otot, terutama di betis dan punggung bawah
mual, muntah
mata merah
diare
ruam kulit
dalam beberapa kasus, penyakit ini bisa berkembang menjadi stadium berat dan menimbulkan komplikasi serius seperti:
kerusakan ginjal akut
hepatitis (peradangan hati)
meningitis (radang selaput otak)
gagal napas
perdarahan internal
kematian, jika tidak segera ditangani
fase berat ini dikenal sebagai weil's disease, di mana pasien mengalami ikterus (kulit dan mata menguning), gagal organ, dan syok.
kasus leptospirosis di indonesia
indonesia, sebagai negara beriklim tropis dengan curah hujan tinggi, termasuk daerah endemis leptospirosis. data dari kementerian kesehatan menunjukkan peningkatan kasus leptospirosis saat musim hujan dan banjir. 
tingkat kematian akibat leptospirosis di indonesia tergolong tinggi, bisa mencapai 10–15% pada kasus berat. kurangnya kesadaran masyarakat serta keterlambatan dalam diagnosis menjadi faktor utama tingginya angka mortalitas ini.
pencegahan leptospirosis
mengingat bahaya penyakit ini, pencegahan leptospirosis harus menjadi prioritas, terutama saat musim hujan. berikut langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
hindari kontak dengan air banjir atau genangan air tanpa perlindungan.
gunakan pelindung diri seperti sepatu bot, sarung tangan, dan masker saat membersihkan rumah pasca banjir.
tutup luka atau goresan dengan perban tahan air sebelum beraktivitas di lingkungan basah.
jaga kebersihan lingkungan, pastikan tidak ada tumpukan sampah yang bisa menjadi sarang tikus.
simpan makanan dan bahan makanan di tempat tertutup agar tidak terkontaminasi urine tikus.
vaksinasi hewan peliharaan, terutama anjing dan ternak.
segera periksa ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala mencurigakan, terutama setelah terpapar air banjir atau lumpur.
penanganan leptospirosis
jika didiagnosis sejak dini, leptospirosis dapat diobati dengan antibiotik seperti doksisiklin atau penisilin. namun, pada tahap lanjut, pasien mungkin memerlukan perawatan intensif, termasuk infus, transfusi darah, atau bahkan dialisis jika terjadi gagal ginjal.
kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan medis cepat sangat berperan dalam keberhasilan pengobatan.
leptospirosis bukanlah penyakit sepele. penyakit ini mungkin terkesan langka, namun kenyataannya cukup sering terjadi di indonesia, terutama saat banjir atau musim hujan. 
oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenal, mewaspadai, dan mencegah penyakit ini dengan menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan alat pelindung diri, serta segera mencari pertolongan medis saat gejala muncul.
jangan tunggu sampai terlambat. lindungi diri, keluarga, dan lingkungan dari bahaya leptospirosis. waspada sejak dini adalah kunci mencegah tragedi yang tak diinginkan.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Prabumulih Pos 25 Juni 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan