Biar Nggak Disangka Sadis, Ini Cara Ambil Foto Kurban yang Etis

Biar Nggak Disangka Sadis, Ini Cara Ambil Foto Kurban yang Etis--
KORANPRABUMULIHPOS.COM – Momen Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban yang penuh makna. Tak jarang, momen tersebut diabadikan lewat kamera smartphone. Namun, dibalik peluang menangkap visual yang kuat, ada tanggung jawab etika yang mesti dijaga agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau kontroversi di ruang publik.
Apalagi jika foto tersebut diunggah ke media sosial—di mana audiensnya sangat beragam. Maka penting untuk memahami cara memotret yang tidak hanya menarik secara visual, tapi juga sensitif terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan.
Berikut lima tips memotret momen kurban agar tetap artistik tanpa melanggar etika:
1. Hindari Visual yang Terlalu Vulgar
Meskipun penyembelihan hewan kurban adalah bagian sah dari ibadah, terlalu menonjolkan darah, luka, atau ekspresi ketakutan hewan bisa memicu tafsir negatif. Kamera bisa menangkap momen secara kuat, tapi tidak semua audiens memahami konteks spiritual di baliknya.
Solusi: Fokuslah pada suasana atau nuansa, bukan sekadar adegan dramatis. Cari sudut yang tidak mengekspose kekerasan secara eksplisit.
2. Gunakan Filter Hitam Putih
Jika kamu merasa tetap ingin menunjukkan momen penyembelihan untuk dokumentasi, coba ubah warna foto menjadi monokrom. Warna hitam putih bisa meredam kesan “menyeramkan”, terutama pada darah yang biasanya jadi sorotan.
Ini membuat visual tetap kuat, tapi lebih netral secara emosional bagi penonton.
3. Mainkan Simbol dan Komposisi
Kamu bisa menggunakan pendekatan simbolik agar pesan foto tetap sampai, tanpa harus terlalu gamblang. Misalnya, ambil gambar pisau yang diletakkan di samping hewan kurban yang sedang duduk tenang, atau potret tanduk hewan dari dekat usai prosesi selesai.
Gunakan teknik foreground dan latar belakang untuk menciptakan narasi visual yang lebih dalam.
4. Hindari Potret yang Terkesan Sadistik
Jangan abadikan momen yang bisa terlihat seperti mempermainkan hewan, seperti ekspresi hewan kurban yang memelas dengan latar anak-anak tertawa, atau adegan menenteng kepala hewan.
Kalaupun ada bagian foto seperti itu, sebaiknya disimpan untuk koleksi pribadi, bukan untuk konsumsi publik.
5. Tampilkan Sisi Kebersamaan
Usai penyembelihan, ada momen indah yang justru lebih layak dibagikan: gotong royong saat memotong daging, membagikan kurban ke masyarakat, hingga menikmati hasil masakan bersama keluarga.
Ini bisa menjadi narasi positif bahwa Idul Adha bukan hanya tentang menyembelih, tapi juga soal kepedulian, rasa syukur, dan kebersamaan.
Selamat Hari Raya Idul Adha! Jadikan kameramu sebagai alat untuk menyampaikan kebaikan dan rasa hormat, bukan sekadar alat dokumentasi.