Emas Naik, Akad Tertahan: Tren Pernikahan Menurun di Sungai Menang

Emas Naik Akad Tertahan, Tren Pernikahan Menurun di Sungai Menang--Sumeks
KAYUAGUNG, KORANPRABUMULIHPOS.COM – Tradisi menikah setelah Hari Raya Idulfitri sudah menjadi kebiasaan banyak masyarakat karena bulan Syawal dianggap membawa berkah. Namun, tahun ini tren tersebut mengalami penurunan signifikan, khususnya di Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Penurunan ini diduga kuat dipicu oleh lonjakan harga emas, baik dalam bentuk perhiasan maupun emas batangan, yang terus merangkak naik pasca Lebaran. Kenaikan harga emas ini mendorong sebagian masyarakat untuk menunda rencana pernikahan mereka.
Data dari Kantor Urusan Agama (KUA) Sungai Menang mencatat hanya ada 13 pasangan yang menikah setelah Lebaran tahun ini. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang biasanya dipenuhi oleh banyak pasangan yang menikah.
Panji Hadiwibowo S.Fil.I, MM, selaku Kepala KUA Sungai Menang, menyampaikan bahwa menurunnya angka pernikahan bukan karena biaya akad nikah itu sendiri, melainkan lebih kepada mahalnya biaya pesta pernikahan yang biasanya menyertai prosesi tersebut.
BACA JUGA:Sehari Bisa Tanam 25 Hektare: Presiden Prabowo Terpukau oleh Inovasi Drone Pertanian
BACA JUGA:477 Koper Haji Tiba di OKI, Penyerahan Tunggu Daftar Jemaah Resmi
“Akad nikah sebenarnya tidak mahal. Yang memberatkan adalah resepsinya, terutama ketika harga emas sedang tinggi,” ungkap Panji, Selasa (22/4/2025).
Ia juga menambahkan bahwa mayoritas masyarakat di Sungai Menang lebih memilih melangsungkan pernikahan di rumah ketimbang di kantor KUA, karena memungkinkan lebih banyak anggota keluarga untuk hadir.
Sementara itu, Kasi Bimas Islam Kemenag OKI, H. Ismid S.Ag, menuturkan bahwa bulan Syawal memang sering menjadi pilihan masyarakat untuk menikah karena keluarga besar biasanya masih berkumpul usai Idulfitri, dan bulan tersebut dianggap membawa keberkahan dalam pernikahan.
Namun, untuk jumlah pasti pernikahan di bulan April ini, Kemenag OKI masih belum bisa memberikan data final karena proses pencatatan masih berlangsung hingga akhir bulan.
BACA JUGA:Cegah Dokter Bermasalah, Kemenkes Terapkan Psikotes untuk Calon Mahasiswa Kedokteran
BACA JUGA:Kasus Daging Rendang 200 Kg, Polisi Periksa 15 Saksi Terkait Konten Willie Salim
Di sisi lain, program Bimbingan Perkawinan (Bimwin) yang biasanya dilaksanakan oleh Kemenag OKI bersama KUA di berbagai kecamatan tetap berjalan setiap bulan. Namun tahun ini, kegiatan tersebut hanya diselenggarakan di tingkat kecamatan akibat keterbatasan anggaran.
“Meski anggaran terbatas, Bimwin tetap kami laksanakan rutin di kecamatan, khususnya untuk calon pengantin,” jelas Ismid.(*)