1.000 Produk AS Kena Tarif, Tiongkok Balas Serangan

1.000 Produk AS Kena Tarif, Tiongkok Balas Serangan--ist
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Ketegangan dalam hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali meningkat, setelah Tiongkok mengumumkan kebijakan tarif balasan terhadap berbagai produk impor dari AS.
Kebijakan ini merupakan tanggapan langsung terhadap keputusan Washington yang lebih dahulu memberlakukan tarif tambahan terhadap barang-barang asal Tiongkok.
Melalui pernyataan resmi dari Kementerian Perdagangan Tiongkok, yang dirangkum pada Sabtu, 5 April 2025, pemerintah Tiongkok menyampaikan bahwa mereka akan mengenakan tarif tambahan terhadap sekitar 1.000 produk asal Amerika. Nilai perdagangan produk-produk tersebut diperkirakan mencapai miliaran dolar AS.
Tarif ini akan diberlakukan mulai akhir bulan dan akan berdampak pada berbagai sektor penting seperti pertanian, otomotif, dan teknologi.
BACA JUGA:BRI Raih Dua Penghargaan Internasional di Ajang The Asset Triple A Awards 2025
BACA JUGA:iQOO Z10x Bawa Desain Menarik dan Performa Memuka, Ini Spesifikasi Super Canggihnya
“Langkah ini merupakan upaya untuk melindungi ekonomi nasional serta industri dalam negeri dari dampak kebijakan sepihak yang dilakukan pemerintah AS,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok.
Selain itu, pemerintah Tiongkok juga mendesak Amerika Serikat untuk kembali ke meja perundingan, dengan menjunjung prinsip perdagangan bebas dan adil
Langkah balasan ini muncul sebagai reaksi atas kebijakan terbaru Amerika Serikat yang menetapkan tarif tambahan untuk produk Tiongkok senilai lebih dari 60 miliar dolar AS. Washington menuduh Beijing melakukan praktik perdagangan yang tidak adil, termasuk pencurian kekayaan intelektual dan pemberian subsidi besar kepada perusahaan-perusahaan lokal.
Tiongkok menolak tuduhan tersebut dan menilai kebijakan tarif dari AS sebagai bentuk proteksionisme yang mengancam stabilitas ekonomi global.
BACA JUGA:Waspada! 7 Bahaya Kesehatan yang Bisa Terjadi Akibat Konsumsi Gula Berlebihan
BACA JUGA:Desain Kuat dan Fitur Canggih, Kenali Keunggulan Samsung Galaxy XCover 5
Saling balas kebijakan tarif ini memunculkan kekhawatiran baru di kalangan pelaku pasar internasional. Bursa saham di sejumlah negara mencatat penurunan akibat kekhawatiran terhadap dampak negatif konflik dagang terhadap rantai pasok global dan stabilitas ekonomi dunia.
Sejumlah ekonom memperingatkan bahwa ketegangan yang terus berlanjut berisiko memperlambat pemulihan ekonomi dunia, terlebih dalam kondisi yang masih belum sepenuhnya pulih pasca pandemi.