Perang Uhud di Bulan Syawal: Gugurnya Para Pahlawan Islam

ilustrasi--
KORANPRABUMULIHPOS.COM - Perang Uhud merupakan salah satu pertempuran penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada 15 Syawal tahun ke-3 Hijriyah. Dalam pertempuran ini, umat Islam yang berjumlah sekitar 700 orang harus menghadapi 3.000 pasukan Quraisy. Sayangnya, kaum muslimin mengalami kekalahan dalam pertempuran ini.
Latar Belakang Perang Uhud
Perang ini berlangsung satu tahun setelah kemenangan umat Islam di Perang Badar. Berdasarkan buku Biografi Rasulullah: Sebuah Studi Analitis Berdasarkan Sumber-sumber yang Otentik karya Mahdi Rizqullah dkk., pasukan Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan membawa 3.000 tentara, termasuk beberapa pelayan wanita. Di sisi lain, pasukan muslim awalnya berjumlah 1.000 orang yang terdiri dari gabungan penduduk Makkah dan Madinah.
Namun, jumlah pasukan muslim berkurang ketika dalam perjalanan menuju Gunung Uhud, Abdullah bin Ubay—pemimpin salah satu kabilah Quraisy yang berpura-pura masuk Islam—memutuskan untuk membelot. Ia membawa serta 300 orang pengikutnya, sehingga pasukan muslim yang tersisa hanya 700 orang.
Strategi Rasulullah dan Awal Keunggulan Pasukan Islam
Dalam menghadapi musuh yang jumlahnya jauh lebih besar, Rasulullah SAW menyusun strategi dengan menempatkan 50 pasukan pemanah di atas Gunung Uhud. Tugas mereka adalah menjaga serangan dari pasukan berkuda Quraisy dan tidak meninggalkan posisi mereka dalam keadaan apa pun.
Hepi Andi Bastoni dalam buku Mengubah Kekalahan Menjadi Kemenangan menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memberikan instruksi tegas kepada pasukan pemanah:
"Seranglah musuh yang menyerang kita dengan panah pasukan berkuda. Jangan sampai kita diserang dari belakang! Tetaplah berada di tempatmu, baik dalam keadaan menang maupun kalah, agar musuh tidak menyerang dari arah kalian. Jika kalian melihat kami binasa direnggut musuh, janganlah meninggalkan tempat ini hingga aku mengirimkan utusan kepada kalian."
Pada awalnya, strategi ini berjalan dengan baik. Pasukan Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan mulai terdesak dan pasukan muslim berada dalam posisi unggul. Namun, situasi berubah drastis ketika para pemanah mulai tergoda oleh harta rampasan perang.
Kesalahan Fatal yang Mengubah Jalannya Pertempuran
Melihat pasukan Quraisy mundur, beberapa prajurit muslim berteriak, "Harta rampasan! Kita sudah menang! Apalagi yang kita tunggu?" Seruan ini membuat sebagian besar pasukan pemanah turun dari bukit untuk mengumpulkan harta rampasan perang, meskipun komandan mereka, Abdullah bin Jubair, telah mengingatkan agar tetap berada di posisinya.
Kelalaian ini dimanfaatkan oleh pasukan Quraisy yang sebelumnya mundur. Mereka segera berbalik menyerang pasukan muslim dari arah yang sebelumnya dijaga oleh pemanah. Serangan mendadak ini menyebabkan kekacauan di pihak kaum muslimin dan akhirnya berujung pada kekalahan.
Korban Perang Uhud dan Gugurnya Hamzah bin Abdul Muthalib
Menurut buku Islam at War karya George F. Nafziger, jumlah korban dalam Perang Uhud tercatat sebagai yang terbanyak selama masa hidup Rasulullah SAW, yakni 72 orang. Sementara itu, dalam Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam yang diterjemahkan oleh Fadhli Bahri, disebutkan bahwa jumlah sahabat yang gugur mencapai sekitar 60 orang.
Di antara syuhada Perang Uhud, salah satu yang paling terkenal adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, paman sekaligus sahabat dekat Rasulullah SAW. Hamzah gugur setelah ditombak oleh Wahsyi, seorang budak yang diperintahkan untuk membunuhnya. Wahsyi mengintai pergerakan Hamzah dan akhirnya melemparkan tombak yang menembus perutnya hingga beliau syahid.
Perang Uhud menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam tentang pentingnya ketaatan terhadap perintah Rasulullah SAW dan bagaimana keserakahan bisa berakibat fatal dalam sebuah pertempuran.
Wallahu a’lam. (*)