Penanganan Penyakit Ginjal jadi Prioritas Pemerintah

Penanganan Penyakit Ginjal jadi Prioritas Pemerintah --Istimewa
JAKARTA, KORANPRABUMULIHPOS.COM - Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, baru-baru ini mengungkapkan bahwa saat ini transplantasi ginjal di Indonesia telah dapat dilakukan di 19 pusat transplantasi ginjal yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air.
Pusat-pusat transplantasi ini memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan solusi medis yang tepat bagi pasien yang mengalami kerusakan ginjal kronis. Prof. Dante menambahkan bahwa jumlah pusat transplantasi ginjal tersebut dipastikan akan terus berkembang seiring dengan kemajuan program kesehatan dan transformasi sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
"Saya berjanji jumlah pusat transplantasi ginjal ini akan terus bertambah," ujarnya dengan penuh keyakinan.
Hal ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari pemerintah untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan transplantasi ginjal.
BACA JUGA:UMKM Gula Aren Tembus Pasar Global Berkat BRI
BACA JUGA:Tiga Ruas Tol Trans Sumatera mulai Fungsional
Salah satu langkah yang diambil oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mendukung perkembangan ini adalah melalui pelaksanaan program transformasi kesehatan yang berfokus pada penguatan jaringan rumah sakit rujukan.
Program ini bertujuan untuk menyediakan layanan medis yang lebih baik dalam menangani berbagai jenis penyakit katastropik, termasuk kelainan ginjal yang seringkali berujung pada kerusakan ginjal parah. Prof. Dante menjelaskan bahwa penyakit ginjal adalah salah satu contoh penyakit katastropik yang jika tidak segera ditangani dengan baik, dapat memberikan dampak besar pada pembiayaan sistem kesehatan di Indonesia.
Ia menegaskan bahwa jika penyakit ginjal ini tidak mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, maka biaya untuk perawatan pasien yang menderita ginjal akan terus meningkat dari tahun ke tahun, yang tentunya akan membebani sistem kesehatan.
“Penyakit ginjal ini jika tidak kita tangani dengan baik, pembiayaan kesehatan negara akan terus meningkat seiring waktu. Kita perlu berupaya secara maksimal untuk mengurangi beban ini dengan solusi yang lebih efisien dan berkelanjutan,” ujarnya.
BACA JUGA:Perkuat Persaudaraan Global, Kahf & Wardah Dukung Open Iftar London 2025
BACA JUGA:Honor Watch 5 Sudah Hadir, Ini Spesifikasi dan Keunggulannya
Salah satu solusi yang dianggap lebih ekonomis adalah dengan memilih transplantasi ginjal sebagai alternatif perawatan jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal ginjal. Menurut Prof. Dante, biaya yang diperlukan untuk menjalani cuci darah dapat mencapai sekitar Rp420 juta per tahun.
Sebaliknya, biaya untuk melakukan transplantasi ginjal berkisar antara Rp300 juta hingga Rp350 juta, yang dalam jangka panjang jauh lebih hemat dibandingkan dengan biaya perawatan cuci darah yang terus berulang setiap tahunnya.