SMK N 3 Prabumulih Masih Butuh SDM Pertambangan Migas

SMKN 3 Prabumulih sedang bersiap untuk Uji Kompetensi Keahlian --
KORANPRABUMULIHPOS.COM- SMKN 3 Prabumulih merupakan satu-satunya SMK minyak dan gas (Migas) di Kota Prabumulih.
Sebagai salah satu sekolah yang baru berdiri tahun 2021 lalu, SMK N 3 Prabumulih masih membutuhkan SDM bidang pertambangan minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan di satuan pendidikan.
"Memang saat ini sudah ada, namun belum memenuhi kebutuhan. Kita mencari orang yang benar-benar berpotensi dan ahli di bidang yang kita cari," ujar kepala SMKN 3 Prabumulih, Achmad Sukri SPd, belum lama ini.
Menurutnya, apalagi SMK merupakan salah satu tempat berproses, untuk para siswa memiliki skill yang siap masuk di dunia kerja, tentunya harus memiliki skill dan kompetensi yang sesuai di bidang keahlian yang ada di SMK 3.
BACA JUGA:SMA Negeri 4 Prabumulih Gelar Tarhib Ramadhan dan Bakti Sosial
Karena jurusan Migas di sekolah yang Mbak alamat di jalan lintas Kelurahan Sungai Medang, Kecamatan Cambai ini, sangat tinggi peminatnya.
Tentunya SDM guru, menjadi penunjang yang sangat penting untuk meningkatkan skala dan kompetensi para siswa di sekolah, agar bisa masuk dan siap diterima di industri dunia kerja dan dunia usaha.
Sedangkan jika di satuan pendidikan kekurangan guru, khususnya guru bidang studi, tentunya akan berdampak pada kualitas pembelajaran yang mengalami penurunan.
Bisa juga berdampak pada beban kerja guru yang dibutuhkan, dibebankan kepada guru lain sehingga kualitas pembangunan juga mengalami penurunan.
BACA JUGA:39 Ribu Peserta Berebut Kursi di MAN Unggulan Tahun 2025/2026
"Memang jurusan Migas untuk bidang pendidikan itu sulit ditemui, namun kita berharap agar nanti ada SDM yang tepat untuk memenuhi kebutuhan kita," harapnya.
Jika kekurangan SDM guru, juga akan berdampak pada kelas yang lebih padat, sehingga siswa tidak dapat mendapatkan perhatian yang cukup dari guru.
Bahkan dampak yang fatal adalah dapat mengalami stress yang dialami oleh guru, karena beban kerja yang berat sehingga dapat mempengaruhi kesehatan dan kinerja.
"Untuk mengantisipasi hal itu terjadi, kita berharap segala mendapatkan solusi. Sehingga para siswa mendapatkan perhatian lebih, peningkatan kompetensi dan juga kualitas satuan pendidikan," tukasnya.(05)